Satu hal lagi yang perlu disoroti adalah tantangan utama dalam penerapan program makan bergizi gratis yang melibatkan pelatihan militer.Â
Berdasarkan data dari Detik Health, para sarjana yang dilatih militer harus mampu beradaptasi tidak hanya dengan pelatihan fisik, tetapi juga dengan peran baru mereka di lapangan.Â
Ini bukan tugas yang mudah, mengingat mereka harus menggabungkan keterampilan manajemen, gizi, dan kesehatan dengan disiplin militer yang telah mereka pelajari.
Sebaliknya, kolaborasi antara sarjana berlatih militer dan instansi sipil mungkin menjadi tantangan tersendiri.Â
Bayangkan seorang sarjana yang terbentuk dalam disiplin militer, namun kini berhadapan dengan suasana sekolah atau puskesmas yang bernuansa pelayanan publik.Â
Apakah pendekatan militer cocok diterapkan di tempat-tempat ini?Â
Atau mungkin ada cara lain, pendekatan yang lebih lembut dan selaras dengan kebutuhan pelayanan masyarakat, yang lebih tepat untuk tujuan program ini?
Dampak Jangka Panjang dan Keberlanjutan Program
Pelatihan militer bagi sarjana dalam program ini diharapkan memberikan dampak jangka panjang.Â
Menurut Abadikini, pelatihan ini diharapkan mampu membentuk karakter para sarjana untuk tetap disiplin dan konsisten dalam menjalankan tugas.Â
Namun, pertanyaan muncul, apakah dampak ini benar-benar bisa bertahan lama atau hanya sementara?Â
Program makan bergizi gratis ini akan dimulai pada Januari 2025, dan diharapkan bisa memberikan makanan kepada hampir 19,5 juta orang.