Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Makassar

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Janji Paslon Pilkada Makassar 2024: Solusi Pengangguran atau Sekedar Gimmick?

10 Oktober 2024   17:46 Diperbarui: 10 Oktober 2024   17:55 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara paslon-paslon di Pilkada sering kali menjanjikan program-program berbasis teknologi untuk mengatasi pengangguran, kita harus realistis. 

Program-program ini, meskipun penting, hanya akan efektif bagi mereka yang sudah memiliki akses teknologi. 

Bagaimana dengan mereka yang tidak? 

Di sinilah sektor pertanian urban dan industri lokal masuk sebagai solusi yang lebih masuk akal.

Pertanian Urban dan Industri Lokal: Solusi yang Tidak Memerlukan Teknologi Canggih

Pertanian urban adalah konsep yang sebenarnya bukan hal baru, tetapi relevansinya semakin meningkat seiring dengan kebutuhan akan kemandirian pangan dan lapangan kerja lokal. 

Di kota-kota besar, pertanian urban terbukti mampu menciptakan lapangan kerja, sekaligus meningkatkan kemandirian pangan bagi komunitas. 

Menariknya data dari JurnalPost mengungkapkan, sektor ini tidak memerlukan pendidikan tinggi atau keterampilan digital yang canggih. 

Cukup dengan pelatihan praktis dan komitmen, Gen Z dapat terlibat dalam pertanian urban dan mulai menghasilkan pendapatan.

Selain itu, industri lokal—sektor yang melibatkan produksi dan distribusi barang di dalam negeri—juga menawarkan peluang besar.

Industri ini memiliki kapasitas untuk menyerap banyak tenaga kerja tanpa memerlukan infrastruktur digital yang rumit. 

Contohnya, banyak UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di Makassar yang bergerak di sektor-sektor seperti kerajinan tangan, produksi makanan, dan tekstil yang selalu membutuhkan tenaga kerja baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun