Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Janji Paslon Pilkada Makassar 2024: Solusi Pengangguran atau Sekedar Gimmick?

10 Oktober 2024   17:46 Diperbarui: 10 Oktober 2024   17:55 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah persaingan ketat Pilkada Makassar 2024, para calon walikota telah memaparkan berbagai program kerja yang dirancang untuk mengatasi pengangguran di kalangan Gen Z, yang saat ini menjadi masalah signifikan. 

Andi Seto Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi berfokus pada Transformasi Pendidikan Berwawasan Global yang mencakup kurikulum berbasis STEAM dan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu. Mereka juga mengusulkan pelatihan kewirausahaan berbasis teknologi untuk mendorong industri kreatif.

Di sisi lain, Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham menawarkan solusi dengan membuka 5 ribu lapangan kerja baru serta mendirikan Pusat Inovasi Kepemudaan, Olahraga, Seni, dan Budaya, yang diharapkan dapat mengembangkan keterampilan kreatif dan inovatif di kalangan Gen Z. 

Indira Yusuf Ismail dan Ilham Ari Fauzi berfokus pada Revolusi Pendidikan Unggul Berkarakter dan Inklusif yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja melalui pendidikan yang lebih inklusif serta kolaborasi lintas sektoral dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Sementara itu, M. Amri Arsyid dan Abdul Rahman Bando mengusung program Transformasi Ekonomi yang berfokus pada teknologi, inovasi, dan produktivitas ekonomi tinggi, serta pendidikan yang lebih inklusif guna mengatasi kesenjangan keterampilan.

Meskipun program-program tersebut tampak menjanjikan, ada pertanyaan besar mengenai efektivitas implementasinya, terutama mengingat sebagian besar Gen Z Makassar masih bergantung pada sektor informal dan memiliki akses terbatas terhadap teknologi.

Mungkinkah program-program ini cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan keterampilan, ketidakmerataan akses teknologi, dan kebutuhan praktis Gen Z di pasar kerja lokal?

Ketimpangan Akses Teknologi: Mengapa Sektor Digital Belum Cukup?

Tidak bisa dipungkiri, sektor digital memang menawarkan banyak peluang. 

Tetapi, kenyataannya adalah akses terhadap teknologi masih terbatas bagi sebagian besar Gen Z di Makassar. 

Menurut literatur MudaBicaraID, hanya sebagian kecil dari generasi ini yang memiliki keterampilan digital yang cukup untuk berkompetisi di pasar kerja berbasis teknologi. 

Masalahnya bukan hanya pada keterampilan, tetapi juga pada infrastruktur teknologi yang belum merata di seluruh wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun