Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sadfishing di Media Sosial, Mencari Empati di Tengah Kehampaan

5 Oktober 2024   09:00 Diperbarui: 5 Oktober 2024   09:01 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, beberapa studi menunjukkan bahwa sadfishing bisa memotivasi individu untuk mencari bantuan lebih lanjut. 

KlikDokter mencatat bahwa ada kasus di mana individu yang terlibat dalam sadfishing akhirnya mencari bantuan psikolog setelah menerima dorongan dari teman online. 

Ini menunjukkan bahwa meskipun dukungan online mungkin sementara, ia bisa berfungsi sebagai pintu masuk menuju bantuan profesional yang lebih formal.

Pintu Menuju Bantuan Profesional

Membagikan kesedihan di media sosial bisa menjadi jembatan bagi seseorang untuk mencari bantuan profesional. 

Psike mengungkapkan bahwa kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental meningkat seiring dengan makin banyaknya individu yang berani berbagi pengalaman mereka secara online. 

Ketika seseorang merasa didukung oleh orang lain, meskipun hanya secara online, mereka bisa merasa lebih terdorong untuk mencari bantuan profesional yang mungkin sebelumnya mereka anggap tidak diperlukan atau tidak terjangkau.

Dalam budaya kita, konsultasi dengan psikolog atau psikiater sering kali dianggap sebagai tanda kelemahan atau bahkan kegilaan, sadfishing bisa menjadi cara untuk membuka diskusi yang lebih luas tentang kesehatan mental. 

Ini bisa mengarah pada normalisasi perawatan kesehatan mental sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, sesuatu yang sangat dibutuhkan, di negara di mana stigma tentang masalah psikologis masih kuat.

Sadfishing dan Masalah yang Lebih Dalam

Namun, masyarakat juga perlu lebih peka terhadap indikasi masalah yang lebih dalam di balik fenomena sadfishing ini. 

Tidak semua orang yang berbagi cerita sedih di media sosial hanya mencari perhatian; dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang mengalami masalah kesehatan mental yang serius. 

Teknologi.id menekankan pentingnya edukasi masyarakat untuk lebih sensitif terhadap potensi masalah serius di balik perilaku sadfishing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun