Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Makassar

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Janji Manis Ustaz dan Air Mata Para Investor

26 September 2024   15:43 Diperbarui: 26 September 2024   15:45 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Karakteristik umum skema investasi berkedok agama:
   - Janji keuntungan tinggi yang "dijamin halal"
   - Pemakaian kutipan dari kitab suci atau sabda nabi untuk membenarkan
   - Pemanfaatan figur agama yang dipercaya
   - Menekankan ide "amal yang terus mengalir" atau "tabungan untuk akhirat"

2. Profil korban yang paling rentan:
   - Orang-orang dengan pemahaman agama yang kuat tapi literasi keuangan rendah
   - Mereka yang mencari cara cepat untuk beramal sekaligus berinvestasi
   - Pengikut setia tokoh agama tertentu

3. Taktik persuasi yang digunakan:
   - Mengambil keuntungan dari sikap menghormati dan mempercayai pemuka agama
   - Menciptakan rasa takut ketinggalan (FOMO) dengan janji pahala yang berlipat ganda
   - Menggunakan testimoni "sukses" dari investor awal

Kasus Ustaz YM hanyalah satu dari sekian banyak. 

Ingat kasus Kampoeng Kurma dengan total kerugian Rp 10 miliar? Atau First Travel yang menipu 63.310 calon jemaah umrah dengan kerugian Rp 905 miliar? 

Semua menggunakan sentimen agama sebagai umpan.

Kasus-kasus ini menggambarkan dengan jelas adanya pertentangan antara nilai-nilai agama yang ingin dipenuhi investor, dan praktik bisnis oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Di satu sisi, agama mengajarkan kita untuk jujur dan amanah. Di sisi lain, ada oknum yang memanfaatkan kepercayaan umat untuk kepentingan pribadi. 

Ini seperti menjual tiket ke surga, tapi yang didapat malah panggilan ke pengadilan.

Lantas, apa yang bisa kita pelajari dari kasus ini?

Pertama, jangan pernah menutup mata dan telinga hanya karena yang berbicara adalah seorang ustaz. Ingat, ustaz juga manusia. Mereka bisa salah, bisa khilaf, dan bisa juga tergiur oleh godaan duniawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun