Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari Komoditas ke Kreativitas, Jalan Baru Ekonomi Indonesia

12 September 2024   08:00 Diperbarui: 12 September 2024   08:03 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekonomi kreatif (Freepik)

Ibarat efek domino, begitu satu bidak jatuh, yang lain ikut berjatuhan.

Tapi kalau kita punya bidak-bidak dari bahan yang berbeda - dalam hal ini ekonomi kreatif - maka tidak semua akan ikut roboh.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, "Memangnya ekonomi kreatif bisa menghasilkan devisa sebesar ekspor batu bara atau minyak sawit?"

Jawabannya: bisa!

Bahkan bisa lebih besar lagi. Coba lihat China.

Menurut UNCTAD (2019), booming ekonomi kreatif di sana tidak hanya menguntungkan China sendiri, tapi juga menyeret negara-negara Asia lain untuk ikut maju.

Ini kesempatan emas bagi Indonesia untuk naik kereta ekonomi kreatif yang sedang melaju kencang di kawasan.

Lantas, langkah konkret apa yang harus diambil pemerintah? 

  • Mengalihkan subsidi dari industri ekstraktif ke industri kreatif. 
  • Membangun infrastruktur digital yang mumpuni sampai ke pelosok desa. 
  • Mereformasi kurikulum pendidikan untuk mendorong kreativitas sejak dini. 
  • Membuat kebijakan yang memudahkan ekspor produk kreatif Indonesia ke luar negeri. 

Bayangkan kalau kita bisa mengekspor film-film berkualitas seperti "Pengabdi Setan" atau "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" ke seluruh dunia.

Atau musik-musik keren macam Weird Genius yang bisa menembus chart Billboard.

Belum lagi potensi besar dari industri game, animasi, dan desain grafis yang belum tergali maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun