Tetapi di sisi lain, fenomena ini mengancam kesehatan mental dan fisik kita. Dalam konteks masyarakat urban Indonesia, di mana tekanan hidup sudah tinggi, kebisingan digital menambah beban yang tidak perlu.
Pada masyarakat urban yang terjebak dalam "penjara digital" mereka sendiri, setiap notifikasi adalah "jeruji" yang membatasi kebebasan mental mereka.
Kita harus bertanya, apakah kita menguasai teknologi, atau justru teknologi yang menguasai kita?
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan strategi yang komprehensif.
Edukasi mengenai manajemen waktu penggunaan teknologi, seperti yang disarankan oleh SMA Dempo Malang, dapat membantu individu menjaga kesehatan mental mereka [1].
Selain itu, kebijakan publik yang mendukung pengurangan kebisingan digital, seperti pengaturan waktu kerja yang fleksibel dan promosi keseimbangan hidup, dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Sebagai kesimpulan, kebisingan digital adalah tantangan nyata bagi masyarakat urban di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih baik dan pendekatan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak negatifnya dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan harmonis.
Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga masyarakat dan pemerintah untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan ini.Â
-Â
Referensi:Â
[1] https://st-albertus.sch.id/menjaga-kesehatan-mental-di-era-digital/