Aven mulai menikmati kopinya. Suaranya tidak berubah. Seruputannya masih sama. Tetap membahana badai. Menabrak apa saja.
Â
"Gimana? Kopiku tak berubah, kan?"
Â
"Hebat. Campuran gula dan kopimu tetap seperti dulu. Tidak berubah dan tetap mengerikan. Sadis. Tapi ini keren. Bangsat. Jiwamu tidak luntur."
Â
"Aku tidak mati, Ven. Aku hanya pulang."
Â
"Kamu pinjam kalimatnya siapa itu?"
Â
"Wes. Nggak usah banyak omong."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!