Mohon tunggu...
Ahmad Syaepudin
Ahmad Syaepudin Mohon Tunggu... Guru - GURU

PENGAJAR MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Coretan Jiwa

15 November 2022   16:19 Diperbarui: 15 November 2022   16:29 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesampainya dirumah Uwa' dan Bibinya Titi, Rama disambut baik oleh Uwa' dan Bibinya Titi, namun sambutan         itu        berubah           ketika Rama memperkenalkan dirinya dan menceritakan niat baiknya pada Uwa' dan Bibinya Titi, sepertinya Rama sudah menduga keadaanya akan seperti ini.

"sebelumnya saya minta maaf kepada Nak Rama, Titi masih belum dewasa, ia masih harus menyelesaikan pendidikannya, meski kami bukan Orang Tua aslinya, namun kami sudah anggap Titi adalah anak kami, kami ingin Titi sukses mengejar karirnya, kami nantinya akan bergantung padanya, ia harapan kami satu-satunya Nak Rama, kami tidak punya anak lagi" 

Air mata keduanya mengalir ketika harus memutuskan jawaban seperti itu pada Rama.

            "kami      harap      Nak      Rama mengerti keadaanya.." 

"iya-iya Uwa, Bi, Rama sangat mengerti keadaannya, sebelumnya Rama mohon maaf bila kedatangan Rama membuat Uwa' dan Bibi kaget, Rama sekarang sudah tau jawabanya, dan memang seharusnya seperti itu, Titi harus mengejar karirnya, ia harus menjadi orang yang suskses, saya akan terus 

mendoakan Titi Uwa, Bi" 

"syukurlah kamu mengerti, semoga kamu juga menemukan jodoh yang lebih baik..."  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun