Mohon tunggu...
Ahmad Syaepudin
Ahmad Syaepudin Mohon Tunggu... Guru - GURU

PENGAJAR MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Coretan Jiwa

15 November 2022   16:19 Diperbarui: 15 November 2022   16:29 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Titi       sepertinya        tidak    menyangka      kalau keadaanya jadi seperti ini, ia terdiam pasrah, memang semuanya tidak harus ditutup-tutupi, ia tidak menyangka kalau semuanya secepat ini, ia memeluk erat Rama pujaan hatinya seraya berkata

"aa maafin Titi, ..Titi ....".

"sudahlah sayang, justru saya bangga padamu, kamu anak yang sangat berbakti pada Ibu dan kedua Orang Tua angkatmu..?, meski jawaban Uwa' dan Bibi besok tidak sesuai dengan keinginan saya, saya akan selalu mencintaimu apapun yang terjadi, saya tida akan pernah melupakanmu, kamu selalu di hatiku" 

Melihat keadaan seperti ini Ibunya Titi turut menangis, air matanya tidak kuasa lagi untuk dibendung.

"Nak Rama..., sebaiknya Ibu saja yang besok berkunjung ke rumah Uwa' dan Ibunya Titi" 

"tidak Bu, izinkan rama saja yang bicara, Titi sudah seperti belahan jiwaku bu, apapun yang menjadi bebanya, juga adalah bebanku, jika memang harus berpisah demi kebaikannya saya siap Bu, dan saya Titipkan Titi pada Ibu, jangan biarkan airmatanya mengalir lagi. Tentang keadaan saya, Ibu tidak usah mencemaskannya, saya sungguh sudah beritikat baik dan dengan hati yang tulus untuk menikahi anak Ibu, bila memang tidak direstui oleh Orang Tua angkatnya, maka ini bukan berarti akhir dari segalanya, Rama akan menjaga cinta ini, sampai pada waktu yang telah digariskan oleh yang Kuasa" 

Titi terus saja mengalirkan air matanya, ia tidak tau harus berbuat apa.

"Sayang..., kamu harus berjanji pada saya untuk menunaikan kewajibanmu pada Uwa' dan Bibimu, jikalau memang keputusanya memang harus begitu. Kalau kamu sudah siap, besok saya akan berkunjung ke rumah Uwa' dan Bibimu" 

"iya Aa, tapi .... Kamu gimana?" 

"saya akan baik-baik saja sayang..., saya janji tidak akan mengganggumu selama kamu menempuh pendidikan, saya akan selalu mendoakan kesuksesanmu..., toh kalau jodoh tidak akan kemana" 

"aa..., terimakasih kamu sudah mengerti keadaan Titi.." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun