"Kamu benar," kata Utsman.
Kemudian Lubaib meneruskan syairnya, "Semua nikmat akhirnya akan berakhir juga." Maksud Lubaib bahwa perlindungan Mughirah telah berakhir.
Utsman menjawab, "Kamu dusta. Kenikmatan surga tidak akan pernah berakhir."
"Hai Quraisy, lihatlah orang yang duduk bersama kalian ini! Dia termasuk orang-orang bodoh yang meninggalkan agama kita," ujar Lubaib sambil memukul telinga dan mata Utsman.
Utsman tidak melawan karena di sana telah bersiap-siap orang-orang musyrik Makkah untuk menyiksanya.
Walid bin Mughirah berkata, "Hai anak saudaraku, sekiranya mata kamu itu sehat; itu karena dulu kau berada pada perlindungan yang kokoh."
Utsman menjawab, "Demi Allah, mataku yang sehat ini sekarang iri dengan mata yang lain dalam membela agama Allah."
Saat Utsman selesai bicara, seseorang langsung memukul tepat pada matanya. Sambil menahan rasa sakit, Utsman bersyair, "Jika mataku karena mencari ridha Allah mendapat pukulan tangan ateis sesat. Allah Yang Maha Pengasih menggantinya dengan pahala. Siapa yang mendapat ridha Allah pasti bahagia."
Aisyah binti Abu Bakar menceritakan bahwa telah datang istri Utsman bin Mazh'un dalam keadaan lusuh. Aisyah bertanya, "Mengapa engkau demikian?"
"Suamiku puasa siang dan shalat malam terus menerus," jawabnya.
 Aisyah berjanji kepadanya untuk menyampaikan masalahnya kepada Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw di rumah, disampaikan masalah yang dihadapi keluarga Utsman bin Mazh'un.