Ayu wanita cantik yang pernah kucintai itu, tetaplah masih untuk selalu kutemui. Sebab kami, adalah dua jiwa yang ber-profesi sama. Jalanan dan para gembel-gembel jalanan-lah teman sejati kami. Teman tempat kita bertukar pikiran, dan memahami apa itu esensi sebenarnya dari kata "Bersyukur," yang selalu didengungkan Orang-orang.
Tetapi, Aku tak pernah menyesal untuk mengenal dan mencintainya. Dari dia-lah, pikiran-pikiran yang kutuliskan diatas, akhirnya sudah kusadari. Kalau pada akhirnya, pikiranku pun bertanya mau sampai kapan? Entahlah, Aku sendiri juga tak mempunyai jawabannya.
       ~~~Mungkin saja dalam jangka waktu yang lama, atau bahkan, selama-lamanya.~~~
                                              ****
Banyak sekali sudah diantara kita semua yang  menuangkan kegelisahan-kegelisahan diri kita dalam banyak tulisan-tulisan  seperti esai, puisi, syair, cerpen, dll. Bahkan, kita pun mem-publishnya pada khalayak ramai, dalam bentuk kisah-kisah fiksi yang berbeda. Sehingga menjadi bahan evaluasi.
Saya begitu bangga dengan kita semua karena sudah mampu menuangkan imajinasi itu. Sampaikanlah terimakasih banyak bagi masa-masa yang berlalu. Karena masa lalu tersebut-lah, kita sudah dijadikan sosok-sosok yang begitu dewasa dalam menyikapi hidup yang senantiasa berjalan ini.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI