"Wah, hadiahnya banyak nih senam bersama kali ini. Budget dua tahun nggak ada senam bersama kali ya gara gara pandemi. Hadiahnya ada sepeda lipat, kulkas, penanak nasi, dan masih ada beberapa yang lain."
"Ada AC nggak ya, Mas?" Tanya Dani penuh harap.
"Hmm sebentar. Eh ada nih. Cuma ada syaratnya nih, Mas. Hadiah AC nya untuk peserta senam bersama dengan gerakan paling bersemangat."
"Gimana cara nentuinnya ya kalau kayak gitu, Mas?"
"Biasanya yang dapat hadiah di kategori ini keringatnya yang paling banyak dibanding peserta yang lain, Mas. Agak absurd emang dibandingkan dengan kategori lain kayak kostum terunik dan datang ter-pagi, tapi biasanya gitu sih, Mas."
"Terima kasih banyak informasinya, Pak!" Sahut Dani dengan tersenyum merekah setelah mendengar kata keringat terbanyak.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Dani bersyukur memiliki kosan yang panasnya seperti neraka.
Dua minggu berlalu. Setelah selesai dengan shift siang hari ini, Dani sengaja memasukkan motornya ke dalam kosnya. Hal ini dilakukan bukan karena dia takut kehilangan motornya selagi tidur. Dia melakukannya dengan harapan dapat meningkatkan suhu panas kosnya sehingga ia berkeringat lebih banyak daripada biasanya. Luar biasa apa yang mampu dikorbankan oleh manusia untuk mencapai mimpinya.
Apabila biasanya bibir Dani merasakan asin keringat yang menyelinap dari dahinya setiap pagi. Pagi ini dia merasakan sensasi yang berbeda dimana tidak hanya bibirnya yang merasakan asin. Pada titik ini, organ dalamnya pun berkeringat. Tenggorokannya berkeringat. Pagi ini, Dani adalah manusia paling berkeringat di dunia. Dia memutuskan untuk tidak mandi pagi ini untuk menjaga keringat yang dia hasilkan selama tidur.
"Gila. Belum mulai senam udah keringatan banget aja kamu, Dan." Ucap Farah kepada Dani saat ia memasuki lapangan tempat acara senam bersama Indomaret se-Surabaya.
"Hehehe. Iya. Demi dapat doorprize AC nih, Far!"