Mohon tunggu...
Ahmad Maulana
Ahmad Maulana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Ilmu itu penting. Oleh karena itu tuntutlah ilmu setinggi mungkin.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakikat dan Sumber Ilmu Pengetahuan Melalui Perspektif Barat Dan Perspektif Islam

5 November 2020   18:30 Diperbarui: 27 April 2021   14:25 6963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui lebih jauh hakikat dan sumber ilmu pengetahuan menurut persepktif Barat dan Islam (inaki del olmo/unsplash)

Sehingga, dengan kata lain pengetahuan tentang sesuatu telah ada dalam dunia ide yaitu rasio dan akal budi. Hakikat dunia fisik bagi aliran idealisme hanya dapat dipahami dalam relasinya dengan jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari kata ide, sesuatu yang hadir dalam jiwa. 

Realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) dan jiwa (self), bukan berada pada hal yang bersifat materil. Dimana, material dipandang sebagai hal yang yang akan senantiasa berubah, tidak tetap, dan tidak abadi.Sesuatu yang tidak abadi dan mengalami perubahan tidak akan pernah menjadi sesuatu yang hakiki.

Menurut idealis, ini bertentangan dari definisi hakikat yang merupakan kebenaran mendalam, dimana dengan hakikat kebenaran tak diragukan lagi. Mereka memandang bahwasaanya jiwa dikatakan sebagai hakikat sebenarnya dari hal yang mendasari proses alam semesta. Itulah mengapa ide dikatakan sebagai pengetahuan yang sebenarnya atau hakiki oleh aliran idealis ini.

Sedangkan bagi realis, hakikat pengetahuan adalah materi yang dengannya ilmu pengetahuan menjadi ada, atau pengetahuan adalah benar apabila sesuai dengan kenyataan. Hal ini di karenakan aliran ini memandang hakikat ilmu pengetahuan sebagai hal yang bersifat materiel (real) dan sumber-nya berasal pada pengalaman empiris (nyata). 

Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Sesuatu yang bersifat materi merupakan dasar kenyataan atau realitas. Karena ilmu pengetahuan berasal dari gambaran sesungguhnya dari apa yang ada di alam nyata, yang telah pasti kebenarannya dan sahih sesuai dengan fakta kenyataan yang dapat di buktikan.

B.  Hakikat Ilmu pengetahuan jika dilihat melalui perspektif Islam

Secara linguistik, al-ilm (Ilmu) diartikan sebagai mengetahui hakikat sesuatu dengan yakin dan marifah. Adapun pengertian ilmu secara istilah sebagaimana yang dijelaskan oleh beberapa ahli, sebagai berikut:

a. al-Amidi (dalam Wan Daud, 2003: 146) menyatakan: Ilmu adalah sifat yang dengannya jiwa orang memiliki sifat ini, bisa membedakan beberapa realitas yang tidak tercerap oleh indra-indra jiwa, hingga menjaganya dari derita, ketika itu dia sampai pada suatu kondisi yang tidak memungkinkan sesuatu yang dibedakan itu berbeda dari cara-cara yang darinya perbedaan itu diperoleh.

b. Menurut Syed Naquib al-Attas (1989: 78-89), ilmu terbagi menjadi dua macam, meskipun keduanya merupakan satu kesatuan yang sempurna. Pertama, ilmu yang diberikan oleh Allah swt. sebagai karunia-Nya kepada insan. Kedua, ilmu yang dicapai dan diperoleh manusia berdasarkan daya usaha akliahnya sendiri yang berasal dari pengalaman hidup, indera jasmani, nazar-akali, perhatian, penyelidikan, dan pengkajian.

c. Menurut Ziauddin Sardar (2000: 25), istilah yang tepat mendefinisikan pengetahuan dalam Islam adalah al-ilm, yang memiliki dua komponen. Pertama, bahwa sumber asli seluruh pengetahuan adalah wahyu atau al-Quran; di sinilah terletak kebenaran absolut. Kedua, bahwa metode mempelajari pengetahuan yang sistematis dan koheren semuanya sama-sama valid, semuanya menghasilkan bagian dari satu kebenaran dan realitas (bagian yang sangat bermanfaat untuk memecahkan masalah).

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat pengetahuan (ilmu) dalam Islam adalah sampainya jiwa manusia yang aktif dan kreatif pada makna sesuatu yang bersumber dari Allah sehingga menghasilkan kebenaran dan realitas melalui indera, akal maupun aktivitas ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun