Aplikasi ini bisa membantu para orang tua untuk mengerjakan “PR” anak-anaknya di rumah tanpa harus buka buku pelajaran lagi. Begitulah kemudahan yang didapatkan dari ChatGPT.
***
Fenomena ChatGPT sudah berhasil menarik perhatian semua pihak. Saat ini mulai banyak yang melakukan kajian dampak positif maupun dampak negatif kehadiran teknologi ini.
Dalam sisi yang positif ChatGPT diharapkan akan membantu pekerjaan manusia. Teknologi ini terbukti mampu menyelesaikan tugas dengan cepat pekerjaan yang jika dilakukan oleh manusia akan memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, atau bertahun-tahun. Salah satu contohnya adalah makalah yang saya jelaskan tadi.
Akan tetapi di sisi yang lain, banyak pihak yang mengkhawatirkan teknologi ini. Tidak tanggung-tanggung, pihak yang khawatir tersebut terdiri dari nama-nama besar di bidang teknologi seperti Elon Musk, CEO dari SpaceX, Tesla, dan Twitter, dan Steve Wozniak sebagai salah satu pendiri Apple Computer.
Mereka bergabung bersama akademisi dalam bidang AI seperti Yoshua Bengio, Profesor di Universitas Montreal, Kanada; Stuart Russel, Profesor Ilmu Komputer dari Universitas California Berkeley membuat petisi bertajuk “Pause Giant All Experiment: An Open Letter.”
Petisi itu meminta moratorium pengembangan sistem kecerdasan buatan yang lebih canggih selama setidaknya enam bulan kedepan. Hingga 19 April 2023 Pukul 00.05 WIB, 26.222 orang telah menyatakan dukungannya.
Petisi “AI Pause” menyebutkan pengembangan sistem AI dapat menimbulkan resiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan. Di lain pihak perencanaan dan manajemen belum menunjukkan hal yang positif.
Hal tersebut tentu saja dapat memicu kekacauan informasi seperti meningkatnya produksi hoax, disinformasi dan lain sebagainya.
Selain itu perkembangan AI tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah lain seperti hilangnya lapangan pekerjaan, kecurangan-kecurangan seperti dalam pembuatan karya ilmiah, serta dapat memicu rasa malas dalam meningkatkan pengetahuan dan skill individu serta pengembangan diri.
***