Mohon tunggu...
Ahmad Iqbal Athok Illah
Ahmad Iqbal Athok Illah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Pelajar SMAN 3 KOTA MOJOKERTO

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orangtua

18 November 2024   19:33 Diperbarui: 18 November 2024   19:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu... kenapa?" bisiknya pada diri sendiri.

Air mata Dina mulai mengalir. Selama ini, ibunya berusaha memenuhi keinginannya, meski harus mengorbankan kesehatan. Dina merasa sangat bersalah atas semua kata-kata kasarnya.

"Ibu..." Dina menggenggam tangan ibunya yang dingin. "Maafin Dina."

Tapi ibunya tetap terbaring, tidak menjawab apa pun.

Dina duduk di samping tempat tidur ibunya, menggenggam tangan yang tampak kurus dan dingin. Wajah ibunya pucat, dengan selang oksigen melingkar di wajahnya. Hati Dina terasa seperti terhimpit batu besar. Selama ini ia begitu sibuk dengan mimpinya hingga lupa melihat perjuangan ibunya.

Dina membuka buku kecil yang tadi ditemukan di tas ibunya. Di sana, catatan pengeluaran dan pemasukan tertulis rapi. Di bagian bawah halaman terakhir, ada satu kalimat yang membuat Dina terisak.

"Untuk lomba Dina, agar dia bisa raih mimpinya."

Dina memejamkan mata, air matanya jatuh tanpa henti. Kata-kata itu menusuk perasaannya, mengingatkan betapa keras kepala dan egoisnya ia selama ini. Ibunya telah mengorbankan segalanya, bahkan kesehatannya, untuk mendukung sesuatu yang Dina sendiri pikir ibunya tidak pedulikan.

Rina datang dan berdiri di ambang pintu. Ia membawa botol air mineral dan makanan kecil, tapi wajahnya tampak penuh rasa prihatin.

"Dina," panggil Rina pelan.

Dina menoleh, matanya merah karena menangis. "Rin, aku nggak tahu... aku nggak tahu kalau ibu selama ini melakukan semua ini buat aku. Aku pikir... aku pikir dia nggak peduli."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun