"Bu, kenapa?" tanya Dina dengan nada khawatir.
"Nggak apa-apa, Dina. Ibu cuma kecapekan," jawab ibunya, mencoba tersenyum.
Dina memandang ibunya yang tampak semakin kurus. Ada sesuatu yang menekan hatinya, tapi ia segera mengalihkan pandangan.
"Istirahat aja, Bu," katanya pelan sebelum kembali ke kamarnya.
Namun malam itu, Dina tidak bisa tidur. Bayangan ibunya yang kelelahan terus terlintas di pikirannya.
---
Esok paginya, saat Dina bangun, rumah terasa sepi. Ia menemukan secarik kertas di meja makan.
Dina, Ibu pergi sebentar ke rumah Bu Rini. Nanti sore ibu pulang.
Dina menghela napas. Ia merasa sedikit lega karena tidak perlu menghadapi ibunya pagi itu. Tapi ketika sore tiba, ibunya tidak juga pulang. Dina mulai gelisah.
Hingga malam menjelang, Dina menerima telepon dari tetangga. Ibunya pingsan di rumah Bu Rini dan sudah dibawa ke rumah sakit. Dina panik, buru-buru pergi ke sana dengan bantuan Rina.
Di rumah sakit, Dina melihat ibunya terbaring lemah di ranjang, dengan infus di tangan. Dokter menjelaskan bahwa ibunya terlalu kelelahan dan kurang nutrisi. Dina hanya bisa diam, hatinya terasa hancur.