Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak-anak Bangsa

21 Agustus 2022   10:17 Diperbarui: 21 Agustus 2022   10:17 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(cutewallpaper.org)

Menghirup kembali udara bebas adalah impian bagi setiap warga binaan termasuk Bapak. Saat melangkahkan kakinya keluar, Bapak seakan terlahir kembali. Aku meraih dan mencium tangannya. Ia mendekapku dengan erat sehingga membuatku terharu.

"Maaf, Pak. Kendaraannya cuma motor. Mobilnya masih di showroom," ucapku bercanda dibalas senyuman oleh Bapak.

Di masa awal Bapak kembali, beliau lebih banyak diam di rumah. Beliau hanya keluar untuk pergi sholat ke masjid. Ada perasaan minder dan khawatir dalam dirinya terkait masa lalunya. Beruntung para tetangga tidak berpandangan miring terhadap beliau.

Satu per satu teman Bapak bertambah. Bapak mulai dilibatkan dalam kegiatan di lingkungan rumah. Selain terlibat dalam kepengurusan masjid, beliau juga aktif di sebuah yayasan anak yatim piatu. Melihat Ibu yang maju usahanya, Bapak juga tertarik untuk merintis usaha yang sesuai dengan minatnya.

.......

Saat gerbang besar itu dibuka, Bapak dan aku sontak terperangah melihat rumah itu. Di teras depan tampak seorang wanita sudah menanti kami. Dia lalu mempersilahkan kami masuk dan mengikutinya.

Dari jarak beberapa langkah, terlihat seorang pria tua sedang duduk di kursi roda bersama seorang perawat. Si perawat lalu membisikkan sesuatu padanya. Ia memutar kursi roda pria itu dan mendorongnya ke arah kami.

Tanpa berkata, pria tua itu menjulurkan tangan kanannya yang kaku ke Bapak. Coba menyampaikan maksud pria itu, si perawat berkata, "Terima kasih sudah datang."

Sambil menyentuh tangannya, Bapak berkata, "Sama-sama. Pak Wiryo gimana kabarnya?"

Si perawat menjelaskan jika majikannya terkena stroke sudah dua kali sehingga membuatnya lumpuh dan sulit bicara. Pria tua itu lalu memberi isyarat menepuk dadanya berulang kali lalu membentangkan tangannya ke arah Bapak. Si perawat kembali berkata mewakili majikannya bahwa beliau minta maaf pada Bapak.

"Tidak apa-apa, Pak," jawab Bapak sambil mengatupkan kedua telapak tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun