Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anonim 4/4 (Selesai)

14 Mei 2022   10:01 Diperbarui: 14 Mei 2022   10:34 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini ia  tinggal dan menempati sebuah rumah sendiri. Itu satu-satunya cara untuk melupakan kenangan dan masa lalunya dengan sang istri. Sementara sang istri yang ditinggal, tidak tahu keberadaan suaminya dan tidak ada iktikad darinya untuk kembali rujuk. Ia berfirasat sang suami telah mengetahui perbuatannya. Akan tetapi ia tidak berusaha untuk memulihkan keadaan dan hubungan dengan suaminya.

.......

Sebuah komposisi musik adagio Albinoni yang mengiris dan menyayat hati, seakan membahana dalam dirinya. Pria itu termenung dengan tatapan murung sambil memegang sebuah amplop coklat lebar berisi hasil cek laboratorium. Peristiwa itu terjadi hanya berselang setengah setahun sejak ia memutuskan untuk berpisah dari sang istri.

Berawal dari sakit kepala yang sudah cukup lama ia rasakan namun dianggap enteng dan tidak berpikir macam-macam. Belakangan gejalanya semakin lama, semakin sering dan parah. Hal itu yang kemudian mendorongnya untuk cek ke dokter. Setelah serangkaian pemeriksaan medis dilakukan, sampailah dokter pada diagnosisnya.

Bak petir di siang hari bolong, vonis dokter itu benar-benar mengguncang dirinya. Ia didiagnosis menderita tumor otak yang tergolong ganas sehingga disarankan untuk segera menjalani operasi. Mendengar hal itu, ia hanya terdiam membisu. Tak mampu berkata apa-apa. Mendadak dirinya lesu dengan tatapan kosong. Langit seakan runtuh seketika.

Pikirannya mengawang. Perasaannya berkecamuk tidak karuan. Dunia di sekitarnya mendadak berubah total. Dirinya seakan tersedot ke pusaran besar yang maha dahsyat. Nyaris sejengkal lagi ia terperosok, muncul sosok seseorang yang menarik dan menyelamatkannya. Sang dokter memanggilnya hingga ia pun tersadar dari angannya.

Suatu malam sosok ayahnya datang dalam mimpinya. Papa tampak sedang berjalan di sebuah padang rumput yang luas. Sesekali ia berhenti lalu menoleh ke arahnya. Papa kembali melanjutkan perjalanannya lalu menoleh lagi padanya dengan wajah berseri. Begitu terus berulang apa yang dilakukan mendiang Papa.
 
Setelah mimpi itu ia mantap dengan keputusannya. Kepada dokter ia memutuskan tidak akan menempuh operasi dan memilih pengobatan rawat jalan. Tidak ada yang bisa diperbuat dokter karena keputusan ada di tangan pasien sepenuhnya. Namun dokter siap bertindak jika suatu saat ia berubah pikiran.

......

Kendati masalah kesehatan dan rumah tangganya mampu ia sembunyikan dari Mama untuk sekian lama, namun kondisi itu tidak berlangsung selamanya. Suatu ketika sampailah kabar ke telinga Mama jika sang anak sedang cuti dari pekerjaan di perusahaan tempatnya bekerja. Saat dihubungi Mama, sang anak tak bisa mengelak. Apa yang ia tutupi selama ini terungkap sudah.

Mama begitu terkejut saat mengetahui sang anak tinggal sendiri dan telah berpisah dari istrinya. Padahal keduanya tampak baik-baik saja dalam pandangannya selama ini. Itu sebabnya ia sungguh tidak menyangka kenyataannya justru berbanding terbalik.

Menyadari kesalahannya, sang anak meminta maaf kepada Mama. Ia mengaku sudah tidak berterus terang. Namun hal itu dilakukannya semata-mata karena tidak ingin melukai perasaan Mama. Ia juga minta maaf karena tidak menceritakan kondisi kesehatannya. Ia khawatir hal itu akan membebani Mama. Dengan kondisinya tersebut, ia sangat berharap Mama mau memaafkan dan mengerti dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun