Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anonim 4/4 (Selesai)

14 Mei 2022   10:01 Diperbarui: 14 Mei 2022   10:34 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

........

Dari parpol yang mengecewakan, beralih ke parlemen sebagai peluru terakhir yang dilesakkan. Dalam sistem demokrasi, parlemen bertugas mengawal dan mengawasi laju jalannya pemerintahan. Sebagai bagian integral dan fundamental dari kekuasaan trias politica, parlemen bekerja dalam koridor yang sudah ditentukan. Menjadi idealis atau pragmatis merupakan pilihan yang tidak terhindarkan dari setiap anggota parlemen.

Dalam praktiknya, mainstream politik di parlemen hakikatnya didominasi dan dikendalikan parpol pengusung pemerintah. Maka tak heran jika setiap regulasi atau kebijakan yang diambil tidak akan jauh berbeda dari program kerja pemerintah status quo. Sekalipun ada penentangan atau kecaman dari parpol oposisi, hal itu lebih kepada seremonial politik belaka.

Sebuah ungkapan menyatakan bahwa tidak ada kawan atau lawan abadi. Yang abadi hanyalah kepentingan. Sayangnya kondisi seperti itu justru bukan sesuatu yang asing di parlemen. Kepentingan rakyat bukan lagi prioritas pertama dan utama karena telah tergantikan oleh kepentingan kelompok atau golongan. Pada gilirannya rakyatlah yang jadi korban akibat pengkhianatan tersebut.

Meski dihadapkan pada fakta miris semacam itu, tidak menyurutkan langkah dan semangatnya. Dengan tekad kuat, berbagai upaya ia tempuh demi idealisme yang tetap menyala dalam dirinya. Akan tetapi, semakin lama ia mencoba, semakin jauh ia dari apa yang dicari.

Berbagai penyimpangan dan penyelewengan itu terjadi di depan mata kepalanya. Tanpa rasa malu dan bersalah, praktik kotor, koruptif, dan manipulatif itu seolah hal yang lumrah dipraktikkan. Mereka tega mengkhianati rakyat, amanat, dan konstitusi dengan menukarnya dengan imbalan harta kekayaan dari privelege yang dimiliki. Kalaupun ada kebaikan yang dihasilkan selama menjabat, hal itu bukanlah tujuan dan perhatian utama mereka.

Tak ada yang bisa ia perbuat. Sistem ini memang dirancang dengan default  trial and error. Artinya kemungkinan untuk berhasil atau gagal itu sama peluangnya. Sistem bisa berjalan baik jika berada di tangan yang baik juga. Begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, sistem ini sangat tergantung dari faktor manusianya sebagai subyek, pelaku, dan eksekutor yang memengaruhi kerja sistem.

Namun bukan berarti ia menyerah dan kalah. Ia hanya ingin menyelesaikan apa yang sudah ia mulai dengan cara terhormat. Ia hanya bisa bertahan sekuat tenaga agar tidak hanyut dan terseret gelombang arus yang deras. Ia akan menanti sampai arus itu jadi reda. Pada saat itu tiba, ia akan menepi dan mengakhiri petualangan politiknya yang obsesif dan dramatis dengan perasaan campur aduk.

Kini hari menjelang senja dalam perjalanan karir politiknya. Satu per satu impiannya kandas. Parpol dan parlemen sebagai perangkat utama dari sistem demokrasi, terbukti gagal dalam melahirkan pemimpin ideal dan mewujudkan Indonesia yang unggul, maju, dan terhormat. Perubahan yang didambakan nyatanya jauh panggang dari api.

Empat tahun sudah tugas itu diembannya. Dalam kurun waktu itu, apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan, sudah lebih dari cukup untuk mengevaluasi agenda yang diusungnya sedari awal. Berbagai gambaran ideal yang ia cita-citakan perlahan tapi pasti berangsur pudar seiring masa jabatannya sebagai anggota dewan yang akan segera berakhir.

.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun