Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anonim (3/4)

2 April 2022   10:17 Diperbarui: 2 April 2022   10:17 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

......

Bahu kanannya masih terasa agak sakit akibat terbentur ke tanah saat didorong oleh aparat. Tak ada luka atau cedera fisik yang serius namun psikisnya masih belum pulih sepenuhnya. Saat berbaring di malam itu, angannya kembali ke kekacauan siang itu.

Bersama dirinya, belasan mahasiswa lain dari berbagai perguruan tinggi, diamankan saat bentrok terjadi. Mereka dibawa naik truk militer ke kantor polisi terdekat. Disana mereka ditempatkan dalam beberapa sel. Tak ada yang dapat mereka lakukan selain pasrah menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Menjelang malam, terlihat beberapa orang dari pihak rektorat datang dan meminta pihak berwenang agar membebaskan seluruh mahasiswa yang ditahan. Melalui proses yang alot, mereka akhirnya semua dibebaskan sekitar pukul sembilan. Semua menyambut suka cita dan berterima kasih atas pembebasan yang dilakukan.

Dengan menumpang mobil bak, dalam perjalanan pulang mereka menyaksikan sisa-sisa kerusuhan sosial yang terjadi di beberapa titik di Jakarta hari itu. Toko-toko dirusak, dijarah, dan dibakar oleh massa yang ganas dan beringas. Bahkan sebuah pusat perbelanjaan saat itu yang terbakar masih terus mengobarkan api. Para petugas pemadam kebakaran tampak sedang berjibaku memadamkan kobaran api itu. Sebuah harga mahal yang harus dibayar bagi suatu perubahan besar oleh sebuah bangsa dan negara.

Kerusuhan sosial Mei 98 menjadi titik kelam dalam lembar sejarah Indonesia. Terlebih bagi warga keturunan Tionghoa. Kerusuhan rasial itu meninggalkan luka batin yang mendalam bagi mereka. Bagaimana mungkin kemunduran negara ini akibat dari ulah mereka? Pantaskah mereka dipersalahkan, dirusak, dan disita harta bendanya bahkan dihabisi nyawanya? Meski tidak bisa dibuktikan, kuat dugaan ada dalang dibalik aksi anarkis terorganisir tersebut.

......

Pasca tragedi Trisakti, gerakan mahasiswa bergulir semakin menggeliat dan menguat pada tuntutan mundur sang penguasa. Mereka mengarahkan sasaran selanjutnya ke Senayan, tempat para wakil rakyat berada. Disana mereka bertemu sehingga membentuk gelombang lautan manusia dalam jumlah yang sangat besar. Datang dari berbagai tempat, komponen, dan elemen masyarakat, mereka mengusung satu tujuan dan kepentingan yang sama.

Tidak hanya mahasiswa tapi juga masyarakat umum bersatu padu dan bahu-membahu dalam sebuah gerakan people power dalam menumbangkan rezim bobrok pemerintahan Orba. Turunnya penguasa tidak bisa ditunda lagi. Harus lengser sekarang juga. Demi kebaikan bersama, bangsa, dan negara.

Massa yang begitu besar, menggeruduk masuk ke area gedung DPR/MPR tanpa terbendung. Mereka berhasil menduduki gedung DPR/MPR sebagai simbol perlawanan rakyat terhadap penguasa. Para pimpinan DPR/MPR yang ditemui menyatakan satu suara dengan massa pro reformasi. Dukungan mereka berikan bagi perjuangan dan gerakan reformasi. Massa lalu berikrar tidak akan meninggalkan gedung DPR/MPR sampai tujuan mereka tercapai.

.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun