Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Meisje (4/4)

18 Desember 2021   10:01 Diperbarui: 18 Desember 2021   10:05 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hanya cincin ini yang ku bawa dan selalu mengingatkanku padamu," lanjutnya sambil memperlihatkan cincin di jarinya.

Tak sanggup menahan haru, keduanya lalu menangis bersama. Hanyut dalam keharuan yang amat sangat meluluhkan jiwa. Mereka menanti hampir 40 tahun untuk bisa bersatu kembali.

Julia lalu berkata dengan sesenggukan, "Maafkan aku atas apa yang telah ku perbuat padamu di masa lalu." 

"Tidak, kau tidak bersalah. Sudah jangan diingat kembali. Yang lalu biarlah berlalu. Aku tak ingin melihatmu bersedih lagi. Lihatlah kita sekarang bersama lagi. Sungguh aku sangat bahagia karenamu," jawabnya tersenyum.

"Bahagiaku juga untukmu," tukasnya balas tersenyum.

Dengan terbata-bata, Gani berkata, "Di saat kita terpisah begitu jauh, aku selalu memikirkanmu. Hari-hari ku lalui begitu berat tanpamu. Dalam keadaan sulit itu, aku selalu berdoa. Hanya satu pintaku sebelum ajal datang menjemputku. Aku memohon agar Tuhan mempertemukanku kembali denganmu suatu hari kelak."

"Duhai, kekasihku. Akupun tak pernah melupakan dirimu. Tak seharipun dalam hidupku terbersit niat untuk meninggalkanmu. Aku selalu setia menantimu sejak waktu itu. Dan aku tak pernah lelah menunggumu hingga akhir batas waktu," ungkapnya terisak-isak.

"Julia, betapa ku mencintaimu. Izinkanlah aku mengisi sisa akhir hidupku bersamamu. Melanjutkan mimpi kita dulu yang sempat tertunda. Hanya itu yang ku inginkan darimu. Maukah kau menerimanya?" pintanya.

Tanpa berkata-kata, Julia hanya mengangguk siratkan keinginan hatinya yang terdalam. Dalam dekapan erat dan hangat, keduanya larut dalam kebahagiaan yang tak terperi. Di ujung penantian panjang dan mengharukan itu akhirnya cinta mereka bersatu kembali.

(SELESAI)

Keterangan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun