Raymond tak mau melepaskan pandangannya sedikitpun dari Julia. Jiwanya bergejolak. Hasratnya meledak. Tak lama, Julia dan adiknya beralih dari pandangan Raymond. Kepada Peter, Raymond lantas berujar sambil bercanda, "Kamu punya anak-anak perempuan yang sangat cantik, Peter. Andai saja aku muda, aku pasti akan menikahinya."Â
Peter yang tidak tahu masa lalu Raymond dan kerusakan jiwanya, mempersilahkan Raymond jika ingin berkunjung kembali kapanpun ia mau mumpung masih di Batavia. Raymond sangat girang mendengarnya. Peter lalu menambahkan asalkan jangan Sabtu depan karena mereka sekeluarga akan menghadiri acara di sekolah Clara. Juga terucap dari mulut Peter, mungkin Julia tidak ikut karena belum terlalu sehat.
Mendengar itu, mendadak Raymond seperti menangkap sebuah ide yang berkelebat dalam benaknya. Ia tersenyum lebar. Setan di dalam dirinya pun ikut bersorak riang gembira. "Itulah waktunya! Aku sungguh tak sabar menantikannya," hati kecilnya bergumam.
.........
Dua minggu itu Gani dilanda kegalauan memikirkan Julia. Ia begitu ingin berjumpa dengannya walau hanya sesaat saja. Tapi bagaimana caranya. Bapak pasti tidak akan mengizinkannya mendatangi rumah van Deek. Gani mengerti Bapak tidak akan mungkin membangkang perintah Meneer. Merasa tak punya jalan keluar, Gani coba melupakan keinginannya itu walau dengan berat hati untuk sementara waktu.
Ia bertanya ke Bapak tentang kondisi Julia. "Berkat Dokter Martin, kondisinya terus membaik dari hari ke hari. Lengan kirinya sudah tidak terasa sakit lagi tapi masih memakai penyangga lengan. Ia kadang menanyai Bapak tentang kabarmu," ujarnya.
Ia juga bertanya tentang bagaimana dengan rencana Bapak waktu itu terkait dirinya. Sudahkah disampaikan ke Meneer? Bapak meminta maaf karena belum mendapat jawaban atas permintaan itu. Ia minta Gani tetap sabar dan bersemangat juga tetap membantu Emak mengurus empang seperti yang ia lakukan selama ini.
Suatu malam Gani bermimpi aneh tentang Julia dan dirinya. Dalam mimpinya setiap kali ia hendak mendekati Julia, seketika Julia seakan terdorong menjauh dengan sendirinya. Ia coba lagi, begitu lagi. Berulangkali ia mencoba, masih tetap sama. Begitu pula, saat Julia mencoba melangkah ke Gani, giliran Gani yang terdorong menjauh darinya. Ia kembali mencoba, kembali begitu. Berkali-kali ia mencoba, masih sama saja.
Mimpi itu teramat jelas dalam ingatan sadar Gani. Mimpi itu seakan menegaskan kondisi mereka berdua saat itu. Meski sangat menginginkan untuk bersama kembali, kenyataan berkata lain. Namun demikian, Gani tidak patah semangat dan menyerah begitu saja dengan keadaan. Perasaannya pada Julia tak akan sirna. Dengan semangat itu, ia terus berharap suatu saat nanti mereka akan berjumpa kembali.
........
Sabtu pagi itu, Raymond melancarkan aksinya. Bak seorang sniper, ia mengintai kediaman van Deek dari kejauhan. Seperti yang dikatakan Peter, mereka sekeluarga akan menghadiri sebuah acara di sekolah Carla.