Danu lalu balik bertanya. "Oya, btw, ini Pak Roy masih di rumah sakit atau sudah pulang?"
"Masih di rumah sakit. Besok lusa saya baru pulang," tukasnya.
"Enak ya Pak, bisa pulang dan kumpul lagi dengan keluarga," ujarnya.
Mengerti maksud ucapan Danu itu, Roy menjawab, "Semoga Mas Danu juga bisa menyusul segera."
Ia melanjutkan, "Saya ikut bersimpati dengan yang terjadi. Mudah-mudahan Mas Danu tetap kuat dan sabar menjalani ini semua. Jika ada yang bisa saya perbuat, tolong katakan saja. Jangan sungkan!"
"Makasih atas perhatiannya. Pak Roy jangan khawatir. Semuanya saya simpan disini," ujarnya sambil menepuk-nepuk dadanya. Seakan bermaksud mengisyaratkan bahwa ia akan menyimpan erat seluruh rahasia yang ada padanya.
Seperti bisa membaca pikirannya, Roy yang ingin menyampaikan perihal apel 20 kilo itu lalu mengurungkannya. Lagipula, uang itu tidak akan ia gunakan sama sekali dan merasa bukan haknya. Suatu saat nanti akan ia kembalikan ke Danu.
Dengan perasaan haru, Danu lalu berkata, "Tolong jaga Sahira, Pak. Saya tahu Pak Roy seorang family man sejati. Saya titip anak saya."
"Tentu, Mas. Ira sudah seperti anak saya sendiri," jawabnya dengan sungguh-sungguh sebelum mengakhiri obrolan 15 menit itu.
Roy cukup tenang setelah pembicaraan itu. Â Dengan alasan kehati-hatian, tidak semua sempat ia sampaikan dan tanyakan. Namun yang terpenting ia merasa rahasianya akan dijaga meski hanya dinyatakan tersirat oleh Danu. Itu hal yang melegakan dan patut ia syukuri.
......