Mohon tunggu...
Ahmad faisol Faisol
Ahmad faisol Faisol Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam

Selanjutnya

Tutup

Book

Memahami Psikologi PSikoanalis Teori, Praktik, Dan Aplikasinya Dalam Kehidupan sehari-hari

23 Desember 2024   12:28 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Praktik psikoanalisis melibatkan proses terapeutik yang mendalam dan intensif, yang bertujuan untuk mengeksplorasi alam bawah sadar pasien. Terapi ini biasanya berlangsung dalam sesi yang panjang dan sering, dengan pasien yang berbaring di sofa dan terapis yang duduk di belakangnya. Metode ini memungkinkan pasien untuk berbicara bebas tentang pikiran, perasaan, dan mimpi mereka, yang dikenal sebagai teknik asosiasi bebas (Freud, 1901).

Salah satu aspek penting dari praktik psikoanalisis adalah penggunaan interpretasi mimpi. Freud percaya bahwa mimpi adalah jendela ke alam bawah sadar dan dapat memberikan wawasan tentang konflik internal yang tidak disadari. Dalam praktiknya, terapis akan membantu pasien menafsirkan simbol-simbol dalam mimpi mereka untuk mengungkap makna yang lebih dalam (Freud, 1900). Sebuah penelitian oleh Domhoff (2003) menunjukkan bahwa analisis mimpi dapat membantu individu memahami masalah emosional dan meningkatkan kesadaran diri mereka.

Praktik psikoanalisis juga melibatkan hubungan terapeutik yang kuat antara terapis dan pasien. Kualitas hubungan ini dapat memengaruhi hasil terapi secara signifikan. Penelitian oleh Bordin (1979) menunjukkan bahwa aliansi terapeutik yang kuat berkontribusi pada keberhasilan terapi, terlepas dari pendekatan yang digunakan. Dalam konteks psikoanalisis, terapis berperan sebagai cermin bagi pasien, membantu mereka memahami pola perilaku dan emosi yang mungkin tidak mereka sadari.

Selain itu, praktik psikoanalisis juga mencakup teknik pengamatan dan analisis terhadap perilaku pasien dalam sesi terapi. Dengan memperhatikan reaksi emosional dan pola komunikasi, terapis dapat mengidentifikasi masalah yang mendasari dan membantu pasien mengatasi konflik tersebut (Sullivan, 1953). Penelitian oleh Fonagy et al. (2002) menunjukkan bahwa teknik observasi dalam terapi psikoanalitik dapat meningkatkan pemahaman pasien tentang diri mereka sendiri dan hubungan interpersonal mereka.

Melalui praktik psikoanalisis yang terstruktur dan mendalam, individu dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri, mengatasi trauma masa lalu, dan mengembangkan strategi coping yang lebih sehat. Praktik ini tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah, tetapi juga pada pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

C. Menggali Aplikasi Psikoanalisis dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi psikoanalisis dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dalam berbagai aspek, mulai dari hubungan interpersonal hingga pengembangan diri. Pemahaman tentang mekanisme pertahanan, misalnya, dapat membantu individu mengenali pola perilaku mereka dalam situasi konflik. Dengan menyadari ketika mereka menggunakan mekanisme seperti penyangkalan atau proyeksi, individu dapat mulai mengubah cara mereka berinteraksi dengan orang lain (Vaillant, 1977).

Dalam konteks hubungan, pemahaman tentang transferensi dapat membantu individu menghindari mengulangi pola hubungan yang tidak sehat. Misalnya, seseorang yang memiliki pengalaman buruk dengan figur otoritas di masa kecil mungkin cenderung mengulangi pola tersebut dalam hubungan profesional. Dengan menyadari pola ini, individu dapat bekerja untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan konstruktif (Jung, 1964).

Selain itu, teknik asosiasi bebas dapat diterapkan dalam praktik menulis jurnal. Menulis jurnal memungkinkan individu untuk mengeksplorasi pikiran dan perasaan mereka secara bebas, membantu mereka mengidentifikasi masalah yang mungkin tidak mereka sadari. Sebuah studi oleh Pennebaker (1997) menunjukkan bahwa mengekspresikan emosi melalui tulisan dapat meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Aplikasi psikoanalisis juga dapat ditemukan dalam pendidikan, di mana pemahaman tentang perkembangan psikoseksual dapat membantu pendidik memahami perilaku siswa. Misalnya, siswa yang menunjukkan perilaku regresif mungkin mengalami stres atau tekanan dalam lingkungan belajar. Dengan memahami latar belakang psikologis ini, pendidik dapat memberikan dukungan yang lebih efektif (Erikson, 1950).

Akhirnya, psikoanalisis dapat diterapkan dalam konteks organisasi, di mana pemahaman tentang dinamika kelompok dan konflik interpersonal dapat meningkatkan lingkungan kerja. Dengan mengenali pola perilaku yang muncul dalam tim, manajer dapat menciptakan strategi untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi (Schein, 1990). Dengan demikian, aplikasi psikoanalisis dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya bermanfaat untuk individu, tetapi juga untuk kelompok dan organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun