Masih saja dalam hatinya ia berkata, "ada apa, memangnya salah aku duduk sendiri dan haruskah aku terstigma cupu?, dasar wanita aneh." Gumamnya.
Tak lama kemudian suasana kantin mulai ramai oleh mahasiswa yang mungkin hanya sekedar nongkrong atau sambil menunggu jam kuliah.
Sampai suatu ketika, bisikan yang dahulu menghantui kembali meneror. Entah hampir di setiap saat dimanapun berada. "Menikahlah, maka kau akan bahagia" begitulah bisiknya. Lamunan demi lamunan di setiap sudut keheningan mata seorang lelaki muda yang perjaka. Sepertinya di hantui oeh bisik-bisik umur senja yang meradang- menerkam.
Berminggu-minggu kemudian lelaki muda itu lulus kuliah dengan predikat yang memuaskan, tapi bagaimana dengan wanita yang menelponnya kala itu?. Apakah wanita muda yang menelponnya sebenernya hanya ingin mengatakan hal yang lama dipendam atau hanya karena kepekaan wanita dan pria yang enggan menyatu layaknya kutub magnet yang saling bertolak.Â
Lelaki muda itu pun bergumam "ada apa ini, bukan lagi bisikan tentang menikah yang kurasa, dan aku tak mengerti apa maksudnya. Apakah benar aku adalah cupu, seperti yang pernah dilontarkan oleh teman wanitanya? Â Hmm... baiklah kali ini biar saja waktu yang mengungkapkannya, senja kala cerita masa muda yang masih harus ku lalui"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H