Mohon tunggu...
Isom Rusydi
Isom Rusydi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Orang Kampung

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kelainan Cintanya Rabiah dan Sigmund Freud

5 April 2016   00:12 Diperbarui: 5 April 2016   20:43 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga,

campakkanlah aku darinya

Tetapi , jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata

Janganlah engkau enggan memperlihatkan keindahan-Mu yang abadi padaku

Tak butuh apa-apa untuk memahaminya. Cinta tak  perlu dipahami karena cinta bukanlah esensi yang dapat diuraikan dari komposisi genus dan diferensia. Cinta tidak bisa dijelaskan kandungannya, tidak terpasung oleh terma kata. Berharap memahaminya hanya akan menjerumuskan ke dalam jurang ketidakpahaman dan tentunya kebingungan. “Cinta tidak bisa diartikan dengan jelas, bahkan bila diartikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah cinta itu sendiri,” ujar Ibnu al-Qayyim al-Jauziah.

Seorang penyair bergumam;

Setiap perkataanku berbicara tentang cinta

Tatkala memandanginya, daku tersipu malu

Bahasa mulut memang bisa menerangkan

Tapi bahasa cinta terang tanpa kata-kata

Jelaslah sudah, cinta tidak membutuhkan pemahaman, dia hanya ingin diperlakukan sebagai cinta, bukan sebagai definisi yang akhirnya menyebabkan cinta lari tanpa arah, tanpa landasan, tanpa gairah, tanpa apa-apa. Dan, masya Allah, jika cinta itu digunakan sebagai simbol dari seksualitas—sebuah rasa yang, katanya, merupakan gambaran dari cinta sejati yang berupa kepasrahan kepada pasangan dengan kedok libido.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun