Â
berenang terlalu jauh
gejolak duka, irisan – irisan perih
tajam pedih yang gigih
Â
kuhabiskan hidup dengan terus berlari!
Â
ah, aku hanya ingin dipeluk
dengan cinta**)
Â
Di kota ini aku kembali menjelma angin. Terbang kesana-kemari, berkelana mencari mimpi, sambil sesekali menghirupi aroma keindahan lalu mengembara bersama kesunyian yang kian menghujan. Kesunyian yang terus saja singgah dan membuncah ruah di ruang dada.