Penasaran, kutatap lebih lekat sosok mungil itu, sambil sesekali mengusap lengket yang mengalir di pelipis. Tapi pada pandangan yang terakhir itulah aku merasa ada serat halus yang bersambung di antara mata kami. Ada getar di sana, yang mengalir penuh gelisah. Merasuk, lalu terjatuh pada kotak rasa yang sama seperti yang pernah kuakrabi sebelumnya dari wanita: Ketakutan.
Apakah aku telah menjadi begitu monster bagi pandang mereka? Uh, dasar wanita. Selalu saja mampu untuk menjadi makhluk yang benar-benar aneh dan tak terbaca.
Â
29/07/2015 11:10
Hei, dia mendekatiku. Aku mundur selangkah. Ah, tidak. Dua langkah saja. Ia mengusap pelipis lalu menjilan darahnya. Jorok! Kurasa ia harus tahu bahwa aku tak suka melihat darah. Darah itu seringkali membawa kematian. Ya, kematian.
Aku lebih suka membuat seseorang jatuh cinta. Padaku. Bisik-bisik manja yang kupunya terkadang menjadi jerat dalam hati para pria. Tapi tidak untuk pria ini. Monster!
Â
29/07/2015 11:32