Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dunia Fiksi yang Aneh

5 Oktober 2015   03:18 Diperbarui: 5 Oktober 2015   03:18 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Husssttt…! Ini event Partai FC, dan bukannya event admin K. Jadi kewenangan mutlak berada di tangan kita, tanpa campur tangan siapapun…!!!” tegas Desol sambil memberi tanda agar Christian Kelvin mengikuti gerakannya. “Dan jika Si Ella kecewa hingga minta kawin lagi karena karyanya yang HL tak kita pilih sebagai juara, biarin aja. Salah sendiri kenapa dia ngeduluin gue, harusnya kan gue yang depanan.”

Desol terus berlari sambil misuh-misuh, hingga akhirnya sadar bahwa Christian Kelvin tertinggal di belakangnya.

“Lambat sekali langkah fiksimu, Pin, jika begini terus, kapan kejombloan kita akan berakhir?” sindir Desol kepada Christian Kelvin, yang entah menyindir larinya yang lelet, atau justru menyindir keberaniannya yang maju-mundur untuk menembaknya dengan setangkai bunga.

Digenggamnya tangan Christian Kelvin untuk menyalurkan iwekang, agar Christian Kelvin dapat mengimbangi ginkangnya yang kini nomor satu setengah di rimba persilatan itu. Tapi sebenarnya, ada makna lain yang tersirat dari genggam tangan Desol, yang hanya jomblo sejati saja yang tak akan pernah bisa mengungkap rahasianya.

Beriringan mereka melesat. Kilat, menuju ‘Tebing Jomblo Berjoget’ yang amat menyebalkan rasa kesendirian tersebut. (Bersambung…).

 

Secangkir Kopi Legenda Silat Indonesia, Babad yang ke-7, Thornvillage-Kompasiana, 051015.

Untuk episode ke-8 mungkin agak bertabur puisi liris (atau puisi miris…? ^_) karena pengarang cersil usilnya kangen berpuisi, yang insya Allah siap posting malam ini.

Judulnya: “Setitik Haru Selaksa Rindu”, jam session penuh cinta antara Bay dan Na, huhuuuuy…^_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun