***
Kuil Partai FC, Waktu Indonesia bagian Pacar Fiksi
Boom…!!!
Halaman kuil Partai FC berlubang seperti dihantam meteor. Di tengah lubang tanah itulah Desol tegak berdiri. Pakaiannya berkibar-kibar penuh hawa sakti. Sementara matanya berkeredep tak putus-putusnya seperti sinar lampu disco yang dipasang warga menjelang hari kemerdekaan, walau sekilas agak mirip pula dengan kriyep-kriyep orang yang cacingan.
“Kokoh…!!!” teriak Christian Kelvin dan Sri Subekti aka Dinda Pertiwi gembira, karena leluhur mereka itu berhasil meyakinkan iwekang yang sangat hebat. Bergegas keduanya memberi tabik.
“Tak udah banyak peradatan,” Desol mengibaskan lengan bajunya ke arah dua admin baru Fiksiana Community itu. Sejalur tenaga dalam langsung menahan gerak penghormatan mereka hingga berhenti di tengah jalan, membuat mereka semakin terkagum-kagum akan kekuatan hawa murni leluhur tersebut.
“Terimalah kembali jabatan Ciangbunjin Partai FC ini, Kokoh,” kembali mereka berdua memberi tabik, dan kembali Desol mengibaskan ujung lengan bajunya.
“Kalian semua telah membuktikan kecakapan yang dimiliki pada even ‘Katakan Cinta’ kemarin, hingga hasilnya memuaskan. Jadi… biarlah kita nikmati jabatan Ciangbunjin ini bersama-sama.”
“Oh, iya, Pin… aku punya cerita balasan untukmu,” lanjut Desol, membuat Christian Kelvin agak bingung menjawab.
“Tolong sampaikan kepada kakek tua renta berkaca mata yang mengarang ‘Hikayat Keluarga Jempol Kaki’ tersebut, bahwa sebelumnya ada seorang pemuda yang kehilangan ibu jari tangannya. lalu… ”