Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FR] Dan Malam Ini, Nina Tak Lagi Tahajud Sendirian

14 Juli 2015   21:00 Diperbarui: 14 Juli 2015   21:00 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bukan itu…” cepat-cepat Ajo menyanggah. Ia agak menyesal ketika menyadari bahwa pertanyaannya, telah menebas senyum pada wajah itu. Bahkan kini sosok itu terlihat sedih.

“Nina minta ditemani, bukan karena ingin merepotkan Kakak... juga bukan karena takut hantu. Bukan itu…”

“Lalu… karena apa?” tanpa sadar Ajo bertanya lagi.

“Nina hanya ingin ditemani… Nina hanya ingin ketika mengadu sama Allah, Nina ditemani oleh orang yang Nina sayangi. Dan Nina tak punya siapapun  lagi selain Kakak. Tak ada ayah dan ibu, juga tak ada Wak Haji. Makanya Nina selalu mengajak Kakak. Biar Allah juga tahu bahwa Nina sangat bersyukur atas segala karunia –Nya. Biar Allah juga tahu bahwa Nina … begitu bersyukur mendapatkan Kakak. Biar Nina …”

Tiba-tiba Nina memberi sesuatu kepada Ajo. Satu setel pakaian takwa… lengkap dengan peci dan tasbih! Agaknya benda-benda tersebut telah jauh waktu ia siapkan.

“Nina sayang sama Kakak,” suaranya terdengar dalam. “Nina ingin masuk surga. Nina ingin menjadi bidadari di sana… Lalu Nina akan mencari Kakak, agar kita bisa bersama… Itulah sebabnya Nina selalu minta ditemani Kakak. Agar Allah tahu orang yang Nina inginkan. Sebab Nina, ingin menempati surga… bersama Kakak...”

Tak habis-habisnya Ajo memandangi istrinya. Rasa haru yang terbangun sejak tadi, menggumpal, melahirkan jutaan perasaan yang tak bisa ia terakan lewat kata. Inikah keindahan dari  sebuah pernikahan?

“Nina sayang sama Kakak…” ucapnya lagi sambil memainkan ujung kerudung ungunya.

Dan malam ini, Nina tak lagi tahajud sendirian.

 

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akunFiksiana Community

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun