***
Ajo menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri. Ia tak habis pikir. Bagaimana mungkin Nina begitu penakut? Bahkan untuk ke kamar mandi dan shalat tahajudpun minta ditemani.
Yang ia tahu, walau terkesan agak manja dan kekanak-kanakan, Nina adalah sosok perempuan yang taat beribadah. Bahkan alasan itulah yang membuatnya memilih Nina sebagai pendamping hidup. Tapi kini, ternyata…
Lagi-lagi Ajo menggelengkan kepalanya. Sementara pada sudut yang lain Nina tersenyum kecil, tanpa sepengetahuan Ajo.
***
Malam ini Ajo kembali terbangun, lebih tepatnya dibangunkan. Sementara Nina, sosok yang selalu membangunkannya itu, terlihat senyum-senyum sendiri.
Sering Ajo bertanya-tanya sendiri tentang perilaku Nina. Mengapa ia selalu dibangunkan setiap malam, hanya untuk menemani tahajud? Dan, anehnya lagi, Nina selalu membangunkannya dengan cara-cara yang, entahlah…agak unik mungkin.
Kadang mengusap rambutnya, memainkan jemari tangannya, menepuk-nepuk pipinya secara perlahan, atau menyentuh-nyentuh dan melangkahkan jari pada hidungnya. Dan, seperti biasa, Nina akan serta-merta menyiapkan sebuah senyum yang paling manis saat ia terjaga. Kalau sudah begitu, bagaimana mungkin ia bisa marah?
“Kenapa Nina selalu minta ditemani?” akhirnya Ajo bertanya juga. “Nina takut hantu, ya?”
Bukannya menjawab, Nina justru tertawa kecil. Tapi tak lama tawanya menghilang, berganti dengan sedikit mendung yang menggelayut di wajahnya.
“Kakak bosan menemani Nina…?” tanyanya dengan menunduk.