Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebutuhan akan Uang Membuat Saya Meninggalkan Jabatan Terhormat

12 Juli 2015   02:37 Diperbarui: 12 Juli 2015   02:37 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi uang memang seringkali mampu untuk menyelenehkan segalanya. Begitu pula hidup saya, yang terpaksa harus menjadi tak biasa: Cuma gara-gara uang!

Uang... Uang...! Uang!!! Alangkah besarnya pengaruh ‘fosil penukar’ tersebut. Bahkan terhadap seorang guru seperti saya, yang telah begitu terbiasa menjalani hidup dalam kesederhanaan, sebuah penghalusan kata dari keadaan yang bernama: Miskin.

Uang bukanlah segalanya, itu tentu pendapat para ahli philosofie tingkat tinggi, yang jika kita iseng dan rajin menelusuri riwayat mereka, niscaya akan kita dapati bahwa mereka memang tak pernah benar-benar kekurangan benda tersebut dalam hidupnya.

Namun dalam pendapat paling profesional yang saya punya, saya paham bahwa uang –bagaimanapun juga- memang mampu untuk memudahkan segalanya. Walau saya masih suka mendengar ada saja orang yang TETAP MAMPU menciptakan karya besar, setelah bertahun-tahun lamanya melakukan penelitian mandiri dengan dana yang bersumber dari sebagian biaya hidupnya sendiri, yang memang sudah amat minim itu.

Tapi saya masih amat yakin bahwa, jika misalnya orang tersebut memiliki uang, tentu karya yang diciptakan akan jauh lebih besar dan mendunia, atau minimal akan menjadi lebih cepat dalam proses dan terutama sekali waktunya. Adakah yang berminat untuk menyangkalnya...?!

Kebutuhan akan uang itulah yang membuat saya dengan amat terpaksa  ‘mengusir diri sendiri’. Meninggalkan jabatan terhormat saya sebagai guru dengan segala pendapatan immaterial-nya yang menakjubkan, dan memilih untuk hanya menjadi sekedar pengelola.

Watak sejarah kembali datang, berulang, bahkan mungkin telah bermetamorfosa begitu rupa hingga menjadi sebuah pola yang secara abadi terus saja ada dan terjadi. Kembali saya tahu harus menghubungi ‘teman tim yang tepat’ mana guna dimintai bantuan mengisi posisi saya sebelumnya. Tentu dengan salary amat longgar yang kami sepakati karena teman seringkali tetap saja teman. Walau setelahnya selalu ada saja kendala yang singgah.

Domisili terlalu jauh yang paling banyak terjadi, yang biasanya berlanjut dengan kian ramainya kesibukan pribadi yang menuntut alokasi waktu yang lebih ‘bijak’. Namun dalam waktu yang tak lama hal-hal tersebut telah sanggup teratasi, melalui jejaring ‘teman tim’ baru dari berbagai kampus serta rekomendasi khusus dari orang-orang lama, dengan kuantitas dan kualitas yang saat itu mungkin cukup untuk mengelola sebuah kampus mini.

Saat itulah saya merasa perlu untuk memiliki komputer. Sebuah benda berdenging yang pernah begitu asing dalam dunia saya sebelumnya.

Lagi-lagi saya paham harus ke siapa bicara, hingga tak membutuhkan waktu lama untuk benda asing tersebut ngejogrok di tempat saya, tanpa saya perlu mengeluarkan sepeserpun rupiah dari saku, yang saat itu memang tengah bolong di sana-sini.

Cukup dengan sedikit percakapan dan beberapa deal, maka bereslah semua. Dan saya tentu saja amat berterima kasih pada Mulan, karena dari Mulanlah saya dapat pengetahuan itu. Seni berbicara, seni menyiasati dan menyikapi kebutuhan diri, dan terutama sekali seni untuk dapat selalu tak minder atau ragu ketika ingin menyampaikan sesuatu yang hendak dituju, sesulit dan semustahil apapun itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun