Dalam fenomena seperti ini, tak tahu entah dimana posisi kita. Yang jelas, manusia senantiasa dianjurkan oleh Allah agar meningkatkan kualitas dan posisi dirinya di hadapan Nya. Dan Allah tak pernah menolak setiap hamba yang benar-benar ingin kembali kepada jalan-Nya.
Bahkan lebih dari itu, manakala hamba Nya datang dengan berjalan, maka Ia akan menjemputnya dengan berlari. Sungguh Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Pengampun. Kita berharap, semoga kita termasuk orang-orang yang mau mendengar panggilan-Nya yang memiliki jiwa muthmainnah, jiwa yang tenang. Sehingga kita akhirnya berhak meraih panggilan kasih sayang –Nya.
“Hai jiwa yang tenang . Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surga-Ku”.(QS.Al Fajr [89] : 27-30).
***
Semoga kelak kita tak akan pernah lagi mendengar ucapan dari Sayyidina Ali ra, yang mengatakan bahwa kebaikan yang tidak terorganisasi, akan kalah oleh kejahatan yang tersketsa dengan amat menawan.
Pahala itu memang lebih susah dari dosa, bahkan sampai sekarang masih saja tetap seperti itu, ucap saya pada diri dan kebebalan sendiri, yang entah mengapa sepertinya masih juga enggan meng-afkir...
Selamat menyambut kemenangan yang sesungguhnya di sepertiga terakhir ramadhan terbaik ini, aamiin…^_
Fragmen ke-2 dari 'Cara Terbaik Menipu Tuhan', Kompasiana-01215.
(Tulisan ini hanya pendapat pribadi, dengan tidak bermaksud mendiskreditkan seseorang, badan hokum, ormas, kelompok atau agama tertentu).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H