"Maaf, Ketua. Apakah dua orang yang bergabung dua minggu lalu?"
"Benar, Inani. Segera kau laksanakan, ya!"
Inani menjura. Ketua Wirapati memberikan pelukan dan ucapan selamat pada Dimas lalu undurkan diri. Kini, Dimas secara resmi menjadi bagian dari Laskar Naga Kuning.
Sebelum keluar dari balai bambu, Inani meminta Dimas untuk menunggu sebentar. Ada sesuatu yang hendak ia ambil sebentar. Dimas pun mengangguk dan menunggu.
Setelah menghabiskan sepiring lagi buah lengkeng, Inani kembali dengan membawa sebuah tas kain. Ia tidak sendiri, tetapi diikuti oleh seorang wanita lain dibelakangnya yang membawakan sepasang sepatu kulit hitam.
"Bersihkan dirimu dengan mandi lalu pakailah ini," kata Inani sambil menyodorkan tas kain dan sepatu kulit hitam.
Dimas penasaran dan membuka tas tersebut. Betapa senangnya ia ketika tahu isi di dalamnya. Baju kuning dengan motif garis cokelat di pinggirnya. Lambang kepala naga kecil juga terjahit rapi pada bagian dada kiri. Tidak lupa celana panjang dan sabuk kain berwarna sama yaitu cokelat gelap.
***
Dimas tidak henti-hentinya melihat dan meremas pakaian silat barunya. Ada rasa nyaman dan bangga. Nyaman karena kain pakaiannya lembut. Bangga karena bisa menjadi bagian organisasi perjuangan.
Ia lalu kenakan caping, kalungkan udeng, dan sampirkan pedang di pinggang kirinya. Perjuangan sesungguhnya akan dimulai.
"Kau tampak gagah memakai baju itu. Lebih mirip pejuang keadilan daripada seorang yang tersesat di hutan selama berbulan-bulan," ledek Inani yang sudah dari tadi menunggu di depan balai.