"Hem, apakah maksudmu orang-orang yang memakai baju hitam dengan udeng coklatnya?" Ketua Wirapati coba menebak.
"Benar, Ketua. Aku tidak tahu siapa ketuanya, tetapi penggantinya adalah orang bernama Tsabit."
"Oh, mereka adalah Laskar Orang Batang. Ketuanya bernama Prana sementara Tsabit itu adalah wakilnya. Waktu itu, kami belum bisa menjalin hubungan dengan mereka karena terlalu sibuk menghalau serangan di desa lain. Aku sangat menyesal tidak bisa menyelamatkan mereka," jawab Ketua Wirapati.
Dimas juga merasakan penyesalan yang sama. Saat masih bergabung dengan laskar tersebut ia begitu lemah. Tidak mampu membantu pada saat dibutuhkan. Tidak mampu menyelamatkan nyawa kawan-kawannya. Mereka semua mati sia-sia.
"Tetapi," sambung Inani, "Kita sekarang berhasil menyatukan diri dengan laskar lain di sekitaran Gunung Naga. Kekuatan yang kita miliki akan terus tumbuh. Perlawanan akan terus dikobarkan. Aku yakin kita bisa mengalahkan para bandit itu."
Ketua Wirapati mengangguk dan berkata, "Laskar perlawanan dari seluruh desa di Gunung Naga sudah bergabung. Aku pun cukup optimis seperti dirimu, Inani. Namun, musuh juga memiliki kekuatan yang sama besarnya. Kita jelas tidak boleh gegabah."
Semangat Dimas mulai membuncah. Ia tidak menyangka bahwa kekuatan perlawanan terus tumbuh selama tiga tahun inj. Seluruh desa telah bersatu padu melawan tirani para bandit. Dimas pun tidak mau membuang kesempatan.
"Ketua, izinkan aku berjuang bersamamu untuk melawan para bandit itu. Aku juga ingin membebaskan desaku Banyuates. Aku tidak ingin kematian orang tuaku sia-sia, Ketua. Izinkan diriku bergabung dengan laskarmu," pinta Dimas dengan sedikit membungkuk dan mengatupkan dada.
Ketua Wirapati segera anggukkan kepala dan menyetujui permintaannya. Tampaknya Ketua Wirapati tahu akan potensi kekuatan yang dimiliki Dimas.Â
Dimas begitu senang lalu menjura untuk ucapkan terima kasih. Akhirnya, permintaan terakhir orang tuanya bisa terwujud segera. Desa Banyuates segera dapat dibebaskan.
"Inani, aku minta tolong kepadamu untuk mengantar Dimas ke tempat dua orang itu!" perintah Ketua Wirapati.