Mohon tunggu...
Ahmad Afandi
Ahmad Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh

Masih Belajar Menulis (Kembali) !!

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rasa Kemanusiaan Itu: Bagian 2 (Tamat)

28 Mei 2024   15:50 Diperbarui: 28 Mei 2024   15:59 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Purwanti melesat begitu kencang di udara. Dengan kekuatan dan cakarnya itu ia berhasil menerkam balik robot itu. Menjauhkannya dari gadis kecil yang hampir dicincang oleh keganasan mesin hidup itu.

Purwanti coba mengunci kepala robot tersebut agar tidak terlepas.  Cakarnya berhasil menembus bagian leher robot itu. Mereka berguling-guling di aspal panas dan berdebu.  Robot harimau itu terus memberontak untuk meloloskan diri. Tubuhnya yang tidak seimbang itu mempersulit dirinya untuk melepas kuncian.

Purwanti alirkan tenaga yang cukup besar pada kedua lengannya. Perlahan tapi pasti. Purwanti coba tarik kepala robot tersebut. Satu per satu kabel mulai putus. Suara deratan baja yang mengiris telinga mulai terdengar. Percikan api menciprati kulitnya seperti gigitan semut.

Kraaak.

Potongan kabel dan baja berpencar ke segala arah. Kepala robot tersebut melayang di udara dan mengempas dengan cukup kerasnya ke tanah pinggir jalan.

Ini biasanya menjadi kemenangan bagi Purwanti. Namun, kerumunan orang-orang ini tidak merestuk kemenangan tersebut. Mereka mendekat kembali dengan menjepit posisi Purwanti. Dari kiri ke kanan. Orang-orang ini dengan tatapan benci dan jijik sudah siap membantainya dengan senjata masing-masing.

Purwanti gelisah. Rasa pahit itu kemudian menjadi getir. Ia tidak bisa menyerang balik. Tidak mungkin ia dengan tega melukai orang-orang yang harus dilindunginya ini.

Dari kerumunan yang marah ini tiba-tiba seseorang mendesak keluar. Orang-orang sempat menghalanginya agar tidak mendekat. Namun, tetap saja gadis kecil ini mampu menerabas keluar dari himpitan tubuh manusia yang sesak itu.

Gadis itu berlari mendekat dan kemudian memeluk Purwanti.

"Terima kasih," ucap si gadis kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun