Mohon tunggu...
Ahmad Afandi
Ahmad Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh

Masih Belajar Menulis (Kembali) !!

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rasa Kemanusiaan Itu: Bagian 2 (Tamat)

28 Mei 2024   15:50 Diperbarui: 28 Mei 2024   15:59 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Robot harimau melihat kesempatan. Ia pun berlari mendekat. Sambil menjaga keseimbangan, robot ini melancarkan serangan. Ditebaskanlah cakar-cakar itu ke arah Purwanti yang lengah.

Sadar akan sesuatu yang mendekat, Purwanti kemudian mengelak ke kanan. Cakar harimau itu melesat kencang dari samping tubuhnya. Empasannya saja sudah memperlihatkan betapa fatal serangan itu.

Serangan kedua dilancarkan, begitu juga yang ketiga, dan seterusnya. Seraya bertumpu pada bagian kanan tubuhnya, robot harimau itu terus melancarkan serangan bertubi-tubi dengan kedua kaki depannya.

Meskipun bergerak agak pincang, tetapi robot ini berhasil mengungguli Purwanti. Tidak ada satupun pukulan yang mendarat pada tubuh baja robot ini. Malahan superhero wanita ini hanya mengelak setiap serangan yang mengarah kepadanya.

"Bodoh sekali kau ini! Ayo lawan robot itu. Masa kau hanya mengelak terus?" cerca seorang pria dari kejauhan.

"Jangan bilang kalau robot ini kawanmu, ya? Pantas dari tadi kau tidak melawannya dengan serius," ledek seorang wanita yang kemudian menghasut orang-orang disekitarnya untuk ikut menghujat Purwanti.

Mulut orang-orang ini tidak bisa berhenti berucap. Beragam kata negatif terus membuncah dari mulut mereka. Dengan bahan bakar kemarahan dan rasa jijik, kata-kata itu melesat dengan kencangnya menghantam Purwanti.

Dari segala penjuru Purwanti diserang. Kata yang tajam itu menghunus tepat pada hati. Perih rasanya ketika kata itu mengoyak semakin dalam.

Purwanti hanya bisa menerima hinaan orang-orang ini. Tiap kata dan emosi yang mengarah padanya mampu memgubah rasa. Pahit yang awalnya seperti obat berubah menjadi bertambah dua kali lipat.

Ia menjadi tidak fokus untuk melawan musuh. Rasa pahit ini semakin menjadi-jadi. Lidahnya seperti ingin putus. Serangan robot semakin menyudutkan Purwanti. Ketika lengah, robot pun coba terkam dengan kedua kaki depannya.

Dengan bertumpu pada dua kaki belakang, robot harimau ini mengangkat tinggi-tinggi kaki depannya. Meskipun agak kurang seimbang, tetapi dengan kecepatan penuh ia antamkan kedua kaki depannya ke arah Purwanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun