Dalam menghadapi fenomena politik yang semakin mirip reality show, kritik satir muncul sebagai bentuk resistensi dan refleksi masyarakat.Â
Kartun politik, meme, dan satire menjadi sarana untuk mengomentari keadaan politik dengan cara yang menghibur namun menyentil.Â
Satir memberikan celah untuk melihat kembali apakah politik yang bertransformasi ini benar-benar sesuai dengan harapan dan nilai-nilai masyarakat.
Implikasi terhadap Kualitas Kepemimpinan
Akhirnya, perubahan ini tidak hanya berdampak pada pemahaman masyarakat, tetapi juga pada kualitas kepemimpinan yang dihasilkan.Â
Apakah pemimpin yang dipilih mampu memenuhi ekspektasi dan tuntutan masyarakat, ataukah mereka hanya mahir dalam pertunjukan dan pencitraan? Kualitas kebijakan dan kemampuan mengelola negara menjadi taruhan besar dalam reality show politik ini.
Saat politik bertransformasi menjadi reality show, kita perlu bertanya pada diri sendiri sejauh mana kita ingin terlibat dalam pertunjukan ini. Apakah kita lebih memilih pemimpin yang mampu memberikan hiburan sementara atau yang memiliki substansi dan visi yang nyata?Â
Dalam memilih, mari lebih cermat dan kritis, sehingga politik tidak hanya menjadi pertunjukan semata, tetapi juga panggung untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI