Windu, Lambang: Sangara, Kulawu
Warsa: Dal
Wuku: Manahil
Mangsa: Kasewelas-Sadha (19/04 s/d 11/05)
Waktu: Dzuhur (pukul 13.00)
Namun sayangnya apa yang ditulis oleh Prof. Dr. Edi Suhardi Ekadjati dalam buku "Wawacan Carita Perang Cina di Tanjungpura Kabupaten Purwakarta", pada halaman 6 telah ditulis keliru dalam bahasa Indonesia yang berbunyi sebagai berikut:
"......... Penanggalan 9 Rayagung 1247 Hijriyah jatuh pada hari Jumat tanggal 20 Mei 1831 Masehi (Regeeringsalmank Jaar 1831; Pigeaud, 1982 : XV). Hal ini diperkuat oleh keterangan mengenai identitas dan masa pemerintahan Bupati Cianjur pada masa itu, yaitu bernama Dipati Prawiradirdja (bait ke-13). Ada dua orang Bupati Cianjur yang memerintah pada abad ke-19 Masehi dan bernama Raden Adipati Prawiradirdja, yaitu Raden Adipati Prawiradirdja I yang memerintah tahun 1813-1833 dan Raden Adipati Prawiradirdja II yang memerintah tahun 1863-1910 (De Haan, I, 169-176). Jadi peristiwa pemberontakan tersebut terjadi pada masa pemerintahan Raden Adipati Prawiradirdja I sebagai bupati Cianjur, sedangkan penyusunan karangan mengenai peristiwa itu dikerjakan pada masa pemerintahan Raden Adipati Prawiradirdja II. Sehubungan dengan hal itu, karangan atau teks dalam naskah SD 108 ini disusun setelah sekitar 33 tahun peristiwa terjadi."
Yang jadi masalah adalah keterangan yang berbunyi sebagai berikut: "......... Penanggalan 9 Rayagung 1247 Hijriyah jatuh pada hari Jumat tanggal 20 Mei 1831 Masehi (Regeeringsalmank Jaar 1831; Pigeaud, 1982 : XV). ........."
Padahal sumber-sumber primer berupa arsip dan sumber-sumber sekunder berupa dokumen tercetak Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, telah jelas-jelas menyebutkan tahun terjadinya peristiwa tersebut, yaitu tahun 1832 dan bukan tahun 1831, juga menyebutkan bulan terjadinya peristiwa tersebut (Mei) dan tanggal terjadinya peristiwa tersebut di Purwakarta mulai tanggal 08-09 Mei 1832. Sedangkan peristiwa yang terjadi di Wanayasa adalah mulai tanggal 10-11 Mei 1832. Adapun peristiwa yang diceriterakan oleh Hadji Moehammad Oemar, yaitu 10 Mei 1832 adalah gambaran peristiwa (deskriptif naratif) akan kedatangan Bupati Karawang R.A.A. Soeriawinata kepada Bupati Cianjur R.A.A. Prawiradirdja I di Pendopo Kabupaten Cianjur seperti telah disebutkan di atas.
Memang selain penanggalan yang disebutkan dalam teks Carita Perang Cina di Tanjungpura Kabupaten Purwakarta tidak lagi disebutkan tanggal-tanggal peristiwa kronologis secara gamblang melainkan disebutkan hanya keterangan waktu, seperti keesokan harinya atau beberapa hari berikutnya atau bagian dari hari seperti dini hari, pagi hari, siang hari, sore hari, petang hari, malam hari dan tengah malam. Lagi pula penanggalan pun pasti akan mengacu pada tahun Hijriyah.
Selain daripada itu terdapat pula sumber manuskrip lain, yaitu : yang berasal dari koleksi Cornelis Marinus Pleyte yang berada di Bagian Manuskrip (Naskah) Melayu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan nomor inventarisasi Plt. No. 46 Peti 121 dengan naskah berukuran 34,5 x 21,5 cm sebanyak 14 halaman. Keadaan kertas masih cukup baik, ditulis pada kertas ber-water-mark dikoleksi oleh Cornelis Marinus Pleyte (1863-1917) yang beralamat di Gang Chaulan 18 Weltevreden, Batavia (sekarang Gambir, Jakarta Pusat). Naskah ini terutama pada halaman 11 tertulis dalam bahasa Melayu yang berbunyi sebagai berikut: