Dalam konteks cerita, sikap ini mungkin menjadi sumber kekuatan sekaligus kelemahan Putri Rou Jia. Di satu sisi, ia bisa menjadi sosok yang tegas, tak tergoyahkan oleh emosi, dan mampu membuat keputusan sulit. Namun, di sisi lain, ia mungkin merindukan hubungan yang tulus dan rasa cinta yang sebenarnya, yang bisa menghidupkan kembali "hati"-nya yang telah ia tolak.
Perempuan dan pedagang  licik sulit dididik
Mengapa perempuan tidak boleh licik terhadap para pedagang yang licik tersebut?
Pernyataan Mu Zhuohua, "Perempuan dan pedagang licik sulit dididik. Mengapa perempuan tidak boleh licik terhadap para pedagang yang licik tersebut?", mengandung kritik tajam terhadap stereotip sosial serta ajakan untuk bersikap adaptif dan cerdas dalam menghadapi ketidakadilan. Berikut adalah penjelasan mengenai maknanya:
1. Kritik terhadap stereotip tentang perempuan
Ungkapan ini mencerminkan kesadaran Mu Zhuohua terhadap stigma yang sering dilekatkan pada perempuan. Dalam masyarakat tradisional, perempuan kerap dianggap lemah, emosional, atau sulit diarahkan, seperti stereotip yang ia gunakan di sini. Namun, dengan nada sinis, Zhuohua membalikkan stereotip ini untuk menunjukkan bahwa perempuan memiliki potensi yang sama untuk cerdik dan strategis---terutama ketika menghadapi tantangan dari pihak yang juga licik, seperti para pedagang.
2. Menyoroti kelicikan pedagang
Mu Zhuohua secara langsung mengakui bahwa pedagang sering kali menggunakan kelicikan untuk meraih keuntungan. Kelicikan ini tidak hanya mencakup tipu daya, tetapi juga strategi manipulatif yang mengeksploitasi orang lain, termasuk perempuan yang dianggap mudah dimanfaatkan. Dengan mengatakan ini, Zhuohua menyoroti ketidakadilan yang terjadi dalam hubungan sosial dan ekonomi.
3. Ajakan untuk melawan dengan kecerdikan
Pertanyaan retorik yang diajukan Zhuohua---"Mengapa perempuan tidak boleh licik terhadap para pedagang yang licik tersebut?"---adalah pernyataan yang mendobrak norma sosial. Ia tidak hanya menantang stereotip pasif terhadap perempuan, tetapi juga mendorong perempuan untuk melawan ketidakadilan dengan cara yang sama cerdas dan strategisnya seperti mereka yang menindas. Dalam konteks ini, Zhuohua menegaskan bahwa kecerdikan bukanlah sifat negatif jika digunakan untuk melawan ketidakadilan.