Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Apakah Keadilan Sosial Hanya Mitos? Mengungkap Kebenaran di Balik Teori Keadilan Sosial

25 Oktober 2024   18:49 Diperbarui: 25 Oktober 2024   18:58 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan ini menunjukkan bahwa menurut Nozick, keadilan distributif tidak melulu tentang menghormati hak milik pribadi secara mutlak, melainkan juga mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat luas dalam situasi tertentu. Dengan demikian, Nozick mengakui bahwa dalam situasi ekstrem, bahkan sistem kepemilikan pribadi yang sah sekalipun mungkin perlu menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip keadilan yang lebih luas.

Dengan kata lain, Nozick membatasi klaim kepemilikan pribadi agar tidak menjadi alat penindasan. Ia menegaskan bahwa kepemilikan pribadi yang sah adalah yang mendukung kebebasan dan kesejahteraan sosial secara keseluruhan.

Pandangan libertarian sering kali menganggap bahwa pajak adalah bentuk pencurian pemaksaan pengambilan uang yang melanggar hak individu untuk mengatur hasil kerja mereka sendiri. Mereka percaya bahwa perpajakan pemerintah menghilangkan kekayaan dari individu tanpa persetujuan dan menyamakannya dengan mengambil hak milik pribadi secara paksa. Namun, perspektif ini bertentangan dengan pandangan tokoh seperti John Rawls, yang memiliki pemahaman berbeda tentang keadilan distributif dan hak kepemilikan.

1. Pandangan Rawls tentang Pajak dan Redistribusi

Menurut Rawls, perpajakan dan kebijakan redistribusi yang mendukung prinsip keadilan tidak dianggap sebagai pencurian. Rawls menilai keabsahan kepemilikan pribadi berdasarkan dampaknya terhadap keadilan sosial dan kesejahteraan kolektif. Dia menekankan bahwa sistem kepemilikan pribadi yang ideal bukanlah sekadar memberi setiap orang hak penuh untuk mempertahankan seluruh pendapatan mereka, melainkan memastikan sistem yang meningkatkan kesejahteraan bagi semua, terutama bagi mereka yang paling tidak beruntung di masyarakat. Prinsip Perbedaan Rawls menyatakan bahwa ketimpangan dalam distribusi kekayaan hanya sah jika memberikan manfaat terbesar bagi kelompok paling tidak beruntung.

Dari perspektif ini, kebijakan perpajakan yang bertujuan membantu mereka yang kurang beruntung atau menyediakan layanan dasar (seperti pendidikan atau kesehatan) dianggap sah, bukan karena negara memegang kekuasaan paksa, tetapi karena perpajakan memungkinkan terciptanya kondisi yang lebih adil. Pajak untuk program-program publik seperti sekolah umum atau asuransi kesehatan dianggap sesuai dengan Prinsip Perbedaan, di mana masyarakat berhak meminta kontribusi individu demi kebaikan bersama.

2. Perbedaan Standar antara Nozick dan Rawls

Nozick dan Rawls memiliki standar berbeda tentang keabsahan kepemilikan:

a. Nozick berpegang pada prinsip non-pola yang menekankan bahwa kepemilikan sah jika didapatkan melalui proses yang adil, tanpa memandang hasil distribusi kekayaan. Dalam dunia yang sepenuhnya adil menurut Nozick, setiap orang memiliki hak penuh atas kekayaan yang diperoleh secara sah, dan pemerintah yang memungut pajak untuk redistribusi dianggap melanggar hak tersebut.

b. Rawls, di sisi lain, melihat keabsahan kepemilikan pribadi sebagai tergantung pada kemampuannya untuk memenuhi Prinsip Perbedaan. Jika sistem kepemilikan pribadi gagal meningkatkan kesejahteraan bagi mereka yang kurang beruntung, maka Rawls akan berargumen bahwa ada justifikasi bagi pemerintah untuk mengintervensi dan mendistribusikan kembali sumber daya demi tercapainya keadilan sosial.

3. Pajak dalam Pandangan Rawls Bukanlah Pencurian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun