Proses pembuatan batik dimulai dengan menuliskan atau menerakan cairan lilin (malam) pada kain. Cairan lilin ini berfungsi sebagai perintang bagi pewarna, yang akan memastikan bahwa bagian-bagian tertentu dari kain tidak terkena warna.
b. Alat Canting dan Kuas
Untuk menggambar motif halus, pengrajin menggunakan alat yang disebut canting, yang memungkinkan detail yang rumit dan presisi. Sedangkan untuk motif yang lebih besar, kuas digunakan untuk menerapkan lilin secara lebih cepat. Teknik ini penting untuk menghasilkan berbagai jenis motif, mulai dari yang sangat rinci hingga yang lebih sederhana.
3. Proses Pewarnaan
a. Pencelupan Pertama
Setelah motif pertama selesai dilukis dengan lilin, kain dicelupkan ke dalam pewarna dengan warna yang diinginkan. Proses pencelupan biasanya dimulai dari warna-warna muda, sehingga warna yang lebih cerah akan muncul lebih dahulu.
b. Pencelupan Lanjutan
Setelah pencelupan pertama, proses pencelupan dapat diulang untuk menerapkan warna lain, seringkali dengan warna yang lebih tua atau gelap. Ini memungkinkan pengrajin untuk membangun lapisan warna yang kaya dan menciptakan efek visual yang dalam.
4. Penyelesaian Kain Batik
a. Pelepasan Lilin
Setelah semua proses pewarnaan selesai, kain yang telah dibatik akan direndam dalam bahan kimia atau air panas untuk melarutkan lilin. Proses ini menghilangkan lilin yang telah mengering, sehingga corak yang ditinggalkan akan terlihat jelas di kain.