kopi susu yang dinilainya lebih cepat memicu kenaikan asam lambung dibandingkan kopi hitam biasa. Ia menyebutkan bahwa meskipun bisa menikmati hingga tiga gelas kopi hitam pekat tanpa masalah, hanya satu gelas kopi susu sudah cukup untuk membuat asam lambungnya naik.
Dalam sebuah unggahan di media sosial X, seorang warganet bernama @BudiBukanIn membagikan pengalamannya terkait konsumsi"Kenapa ngopi ginian asam lambung gue cepet naek tapi kopi item pekat tanpa gula kuat 3 gelas,"@BudiBukanIn
Kopi susu, seperti namanya, merupakan minuman hasil campuran kopi dan susu, sering kali dengan tambahan gula atau pemanis buatan. Kondisi ini memunculkan pertanyaan: apakah benar kopi susu lebih berpotensi memicu asam lambung naik dibandingkan kopi hitam? Fenomena ini menarik untuk dibahas, mengingat kopi sendiri sudah dikenal sebagai pemicu asam lambung bagi sebagian orang, namun faktor susu dan gula di dalamnya bisa jadi memengaruhi tingkat keparahannya.
Dampak Meminum Kopi Susu pada Lambung Manusia
Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam, menjelaskan bahwa kafein dalam kopi dapat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga berpotensi memicu gejala asam lambung bagi sebagian orang. Namun, tidak semua jenis kopi memberikan efek yang sama. Menurutnya, kopi decaf atau kopi non-kafein, yang telah melalui proses pengurangan kadar kafein, cenderung lebih aman bagi penderita asam lambung.
Kafein adalah senyawa alami dalam kopi yang dapat merangsang produksi asam lambung dan menyebabkan gangguan pencernaan pada orang yang sensitif terhadapnya. Oleh karena itu, bagi mereka yang mengalami masalah asam lambung, memilih kopi decaf atau menghindari kopi berkafein dapat membantu mengurangi risiko naiknya asam lambung. Penjelasan ini memperkuat gagasan bahwa jenis kopi yang dikonsumsi mempengaruhi reaksi tubuh, terutama pada penderita masalah pencernaan.
Selain kafein dalam kopi, kandungan susu juga memainkan peran penting dalam memicu kenaikan asam lambung, terutama jika susu yang digunakan adalah susu full cream. Ari Fahrial Syam menjelaskan bahwa susu full cream, yang mengandung lemak jenuh tinggi (sekitar 3,25 persen), dapat memperlambat pengosongan lambung. Kondisi ini meningkatkan risiko refluks asam, di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan, memperburuk gejala seperti mual, kembung, dan gangguan pencernaan.
Karena itu, bagi mereka yang memiliki masalah asam lambung, terutama penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), sangat disarankan untuk menghindari konsumsi susu full cream. Susu rendah lemak (low-fat) menjadi pilihan yang lebih aman, karena lebih mudah dicerna dan tidak memicu produksi asam lambung secara berlebihan. Ari juga menekankan bahwa apakah kopi susu aman atau tidak sangat bergantung pada jenis kopi dan susu yang digunakan. Dalam kondisi GERD yang akut, disarankan untuk sepenuhnya menghindari kopi berkafein dan susu full cream untuk mencegah gejala yang lebih buruk.
Selain kafein dalam kopi, kandungan susu juga memainkan peran penting dalam memicu kenaikan asam lambung, terutama jika susu yang digunakan adalah susu full cream. Ari Fahrial Syam menjelaskan bahwa susu full cream, yang mengandung lemak jenuh tinggi (sekitar 3,25 persen), dapat memperlambat pengosongan lambung. Kondisi ini meningkatkan risiko refluks asam, di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan, memperburuk gejala seperti mual, kembung, dan gangguan pencernaan.
Karena itu, bagi mereka yang memiliki masalah asam lambung, terutama penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), sangat disarankan untuk menghindari konsumsi susu full cream. Susu rendah lemak (low-fat) menjadi pilihan yang lebih aman, karena lebih mudah dicerna dan tidak memicu produksi asam lambung secara berlebihan. Ari juga menekankan bahwa apakah kopi susu aman atau tidak sangat bergantung pada jenis kopi dan susu yang digunakan. Dalam kondisi GERD yang akut, disarankan untuk sepenuhnya menghindari kopi berkafein dan susu full cream untuk mencegah gejala yang lebih buruk.
Efek Samping Meminum Kopi Susu
1. Gangguan Sistem Pencernaan
Mengonsumsi kopi susu saat perut kosong dapat memicu berbagai masalah pencernaan, seperti mual, muntah, diare, kembung, dan gangguan pencernaan. Menurut sumber dari Onlymyhealth, campuran susu dan kopi dapat menyebabkan lambung memproduksi lebih banyak asam klorida. Asam klorida adalah komponen utama dalam cairan lambung yang berfungsi untuk mencerna makanan, namun produksi yang berlebihan dapat mengiritasi lapisan lambung. Ketika lapisan lambung teriritasi, ini meningkatkan risiko gejala gangguan pencernaan.
Kondisi ini lebih mungkin terjadi ketika perut kosong, karena tidak ada makanan yang bisa menyerap kelebihan asam. Akibatnya, kopi susu bisa memperburuk kondisi lambung, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas terhadap kafein atau laktosa. Inilah mengapa minum kopi susu di pagi hari tanpa sarapan atau dalam kondisi perut kosong sering kali dikaitkan dengan ketidaknyamanan pada pencernaan.
2. Bahaya Terjadinya Luka pada Lambung
Kombinasi kopi dan susu dapat merangsang produksi asam klorida di dalam perut, yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan. Namun, ketika produksi asam ini meningkat secara berlebihan, ia dapat merusak lapisan lambung. Kerusakan ini berpotensi menyebabkan tukak lambung, yaitu luka terbuka yang terbentuk pada lapisan lambung atau bagian atas usus halus.
Tukak lambung dapat menimbulkan berbagai gejala yang sangat tidak nyaman, seperti mual, muntah, nyeri perut, dan perasaan kembung. Gejala-gejala ini terjadi akibat iritasi yang disebabkan oleh asam lambung yang berlebihan, yang dapat menggerogoti lapisan pelindung lambung. Jika tukak lambung tidak segera diatasi, kondisi ini bisa berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius, seperti perdarahan lambung, perforasi (luka yang menembus dinding lambung), atau penyumbatan saluran pencernaan.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pola konsumsi kopi susu, terutama bagi individu yang memiliki riwayat masalah pencernaan atau kondisi lambung. Menghindari konsumsi kopi susu pada saat perut kosong atau memilih alternatif yang lebih aman dapat membantu mencegah risiko tukak lambung dan menjaga kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan.
3. Hipertensi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kopi dapat meningkatkan tekanan darah, terutama karena kandungan kafeinnya yang berfungsi sebagai stimulan bagi sistem saraf. Ketika kafein dikonsumsi, ia dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan detak jantung, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, merupakan kondisi yang berpotensi berbahaya karena dapat merusak dinding arteri. Kerusakan ini mengurangi elastisitas arteri dan membatasi aliran darah ke organ vital seperti jantung dan otak.
Jika hipertensi dibiarkan tanpa penanganan, risiko terkena komplikasi serius meningkat. Beberapa komplikasi tersebut termasuk serangan jantung dan stroke, yang merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan perhatian segera. Oleh karena itu, penting bagi individu, terutama yang memiliki riwayat hipertensi, untuk memperhatikan dosis dan waktu konsumsi minuman berkafein seperti kopi susu. Mengontrol asupan kafein dapat membantu menjaga tekanan darah tetap dalam rentang yang sehat dan mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius.
Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres, juga dapat berkontribusi pada pengendalian tekanan darah dan kesehatan jantung secara keseluruhan.
4. Menyebabkan Peningkatan Kadar Gula dalam Darah
Menambahkan susu full cream, krim kental manis, atau gula pada kopi dapat berkontribusi pada peningkatan kadar gula darah. Susu full cream dan krim kental manis mengandung lemak jenuh dan karbohidrat, sementara gula tambahan memberikan kontribusi signifikan terhadap kadar glukosa dalam darah. Ketika makanan atau minuman yang tinggi karbohidrat dan gula dikonsumsi, tubuh akan memproduksi insulin untuk membantu mengatur kadar gula darah.
Namun, asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit kronis. Salah satunya adalah diabetes, di mana tubuh mengalami kesulitan dalam memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Tingginya kadar gula darah juga dapat berkontribusi pada perkembangan komplikasi penyakit jantung dan stroke, karena dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan peradangan dalam tubuh.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan jumlah dan jenis bahan tambahan yang digunakan dalam kopi. Mengganti krim kental manis dengan alternatif yang lebih sehat, seperti susu rendah lemak atau pemanis alami, serta mengurangi konsumsi gula tambahan, dapat membantu menjaga kadar gula darah dalam rentang yang sehat. Dengan cara ini, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit kronis dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
5. Menyebabkan Kadar Kolesterol yang Tinggi
Minum kopi susu setiap hari juga dapat meningkatkan risiko kenaikan kolesterol dalam tubuh, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah keberadaan senyawa alami dalam kopi yang dikenal sebagai cafestol dan kahweol. Senyawa-senyawa ini ditemukan dalam minyak alami kopi dan memiliki efek yang dapat menghambat proses ekskresi kolesterol menjadi asam empedu di hati.
Ketika ekskresi kolesterol terganggu, kadar kolesterol dalam darah dapat meningkat. Kenaikan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, yang berisiko menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis adalah kondisi di mana arteri menyempit dan mengeras akibat penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain. Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Oleh karena itu, penting bagi individu yang mengonsumsi kopi susu secara teratur untuk memperhatikan jenis kopi yang dikonsumsi serta komponen tambahan yang digunakan. Mengurangi asupan kopi yang kaya akan cafestol dan kahweol, seperti kopi yang diseduh dengan metode yang menghasilkan lebih banyak minyak (seperti kopi percolated atau French press), serta mengadopsi pola makan seimbang yang kaya serat dapat membantu mengelola kadar kolesterol dan menjaga kesehatan jantung.
6. Susah Tidur
Kafein adalah stimulan yang ditemukan dalam berbagai minuman, termasuk kopi, teh, dan minuman energi. Ia bekerja dengan mempengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi rasa lelah. Namun, konsumsi kafein, terutama jika dilakukan terlalu dekat dengan waktu tidur, dapat mengganggu pola tidur seseorang.
Ketika kafein dikonsumsi, ia dapat memblokir adenosin, sebuah neurotransmitter yang berfungsi untuk menginduksi rasa kantuk. Ini berarti bahwa semakin banyak kafein yang dikonsumsi, semakin sulit bagi seseorang untuk merasa mengantuk dan beristirahat. Efek stimulan kafein dapat bertahan selama beberapa jam, dan waktu paruhnya—yaitu waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menghilangkan setengah dari jumlah kafein—bisa berkisar antara 3 hingga 7 jam, tergantung pada faktor individu seperti metabolisme, usia, dan sensitivitas terhadap kafein.
Akibatnya, mengonsumsi kafein di sore atau malam hari dapat mengganggu proses tidur. Ini bisa menyebabkan kesulitan untuk tertidur, tidur yang tidak nyenyak, dan frekuensi bangun yang lebih tinggi di malam hari. Tidur yang terganggu dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kelelahan di siang hari, penurunan konsentrasi, dan peningkatan risiko gangguan tidur kronis.
Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu konsumsi kafein, terutama bagi individu yang sensitif terhadapnya atau yang memiliki masalah tidur. Menghindari kafein beberapa jam sebelum waktu tidur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
7. KecemasanÂ
Konsumsi kafein dalam jumlah tinggi dapat memicu kecemasan dan perasaan gelisah pada beberapa individu, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas terhadap kafein atau yang mengonsumsi kafein dalam jumlah yang sangat besar. Kafein adalah stimulan yang bekerja dengan mempengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan produksi neurotransmitter seperti dopamin dan norepinefrin yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan energi. Namun, efek stimulan ini juga dapat berkontribusi pada peningkatan kecemasan. Berikut adalah beberapa cara kafein dapat memicu kecemasan dan gelisah:
a. Peningkatan Aktivitas Saraf
 Kafein merangsang sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan. Efek fisik ini bisa disalahartikan sebagai gejala kecemasan, menyebabkan individu merasa lebih gelisah atau cemas.
b. Kadar Hormon Stres
Kafein dapat memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin. Hormon ini meningkatkan respons "fight or flight" dalam tubuh, yang dapat menyebabkan perasaan gelisah, jantung berdebar, dan ketegangan otot.
c. Gangguan Tidur
Kafein yang dikonsumsi dalam jumlah besar atau terlalu dekat dengan waktu tidur dapat menyebabkan gangguan tidur. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat memperburuk perasaan cemas dan gelisah.
d. Toleransi dan Efek Jangka Panjang
Konsumsi kafein secara teratur dapat menyebabkan seseorang mengembangkan toleransi. Ketika individu ini tiba-tiba mengurangi atau menghentikan asupan kafein, mereka mungkin mengalami gejala penarikan, termasuk kecemasan dan ketidaknyamanan mental.
e. Individu Sensitif
Setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda terhadap kafein. Beberapa orang mungkin sangat sensitif terhadap efek kafein dan mengalami kecemasan bahkan dengan konsumsi dalam jumlah yang relatif kecil.
Karena alasan-alasan ini, penting bagi individu untuk menyadari seberapa banyak kafein yang mereka konsumsi dan bagaimana tubuh mereka bereaksi. Mengurangi asupan kafein atau menggantinya dengan alternatif yang lebih rendah kafein dapat membantu mengurangi perasaan cemas dan gelisah serta meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
8. DehidrasiÂ
Meskipun kopi susu mengandung cairan, konsumsi kafein dalam jumlah tinggi dapat memiliki efek diuretik, yang berpotensi meningkatkan frekuensi buang air kecil. Kafein dapat merangsang ginjal untuk memproduksi lebih banyak urin, sehingga menyebabkan seseorang buang air kecil lebih sering. Ini terjadi karena kafein memengaruhi sistem renin-angiotensin yang berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Beberapa faktor menjelaskan bagaimana kafein dapat menyebabkan dehidrasi, meskipun kopi susu mengandung cairan:
a. Efek Diuretik
Kafein meningkatkan aliran darah ke ginjal, yang meningkatkan filtrasi glomerulus—proses awal dalam pembentukan urin. Ini dapat menyebabkan peningkatan ekskresi urin, sehingga mengurangi retensi cairan dalam tubuh.
b. Kadar Cairan yang Tidak Seimbang
Meskipun kopi susu mengandung air, efek diuretik dari kafein dapat menyebabkan hilangnya lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Ini dapat menciptakan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh, di mana cairan yang hilang tidak sepenuhnya tergantikan oleh asupan minuman.
c. Risiko Dehidrasi
Jika seseorang mengonsumsi kopi susu secara berlebihan tanpa memperhatikan asupan cairan lain (seperti air), risiko dehidrasi meningkat. Gejala dehidrasi dapat meliputi rasa haus yang berlebihan, mulut kering, kelelahan, dan penurunan konsentrasi.
d. Perbedaan Individual
Toleransi kafein dapat bervariasi antara individu. Beberapa orang mungkin tidak mengalami efek diuretik yang signifikan, sementara yang lain mungkin sangat terpengaruh oleh kafein, sehingga mengalami frekuensi buang air kecil yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan asupan kafein dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, terutama bagi mereka yang mengonsumsi kopi atau minuman berkafein secara rutin. Mengimbangi konsumsi kopi dengan asupan air yang cukup dapat membantu mengurangi risiko dehidrasi dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.Â
Kapan Harus Menghindari Kopi Susu?
Berikut adalah penjelasan mengenai kelompok-kelompok yang sebaiknya membatasi atau menghindari konsumsi kopi susu:
1. Penderita Asam Lambung
Bagi mereka yang menderita asam lambung atau gangguan pencernaan lainnya, konsumsi kopi susu sebaiknya dibatasi atau dihindari. Kafein dalam kopi dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang berpotensi memperburuk gejala seperti nyeri ulu hati, mual, dan refluks asam. Selain itu, susu full cream atau krim kental manis yang sering ditambahkan ke dalam kopi dapat memperlambat pengosongan lambung dan berkontribusi pada ketidaknyamanan lambung. Dengan demikian, menghindari kopi susu dapat membantu penderita asam lambung menjaga kesehatan pencernaan mereka.
2. Penderita Insomnia
 Individu yang sering mengalami kesulitan tidur, atau insomnia, sebaiknya menghindari konsumsi kopi susu, terutama di malam hari. Kafein adalah stimulan yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan mengganggu pola tidur. Ketika kafein dikonsumsi terlalu dekat dengan waktu tidur, ini dapat menyebabkan kesulitan untuk tertidur dan mengurangi kualitas tidur secara keseluruhan. Oleh karena itu, menghindari kopi susu di sore atau malam hari sangat disarankan bagi mereka yang ingin menjaga kualitas tidur.
3. Ibu Hamil
Ibu hamil disarankan untuk membatasi asupan kafein, termasuk yang terdapat dalam kopi susu. Kafein dapat melintasi plasenta dan mempengaruhi perkembangan janin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein yang tinggi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, atau berat badan lahir rendah. Oleh karena itu, ibu hamil perlu berkonsultasi dengan dokter tentang batasan asupan kafein yang aman selama kehamilan mereka.
4. Anak-anak
Anak-anak sebaiknya tidak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein dalam jumlah yang banyak. Kafein dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf dan menyebabkan gejala seperti kecemasan, kesulitan tidur, dan peningkatan detak jantung. Selain itu, asupan kafein yang berlebihan pada anak-anak dapat berpotensi mengganggu pola makan mereka, karena dapat mengurangi nafsu makan. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk membatasi konsumsi kafein pada anak-anak dan memberikan alternatif minuman yang lebih sehat.
Secara keseluruhan, meskipun kopi susu adalah minuman yang populer, penting untuk memahami bahwa beberapa kelompok memiliki kebutuhan dan risiko kesehatan yang berbeda. Menghindari atau membatasi konsumsi kopi susu dapat membantu menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Tips Aman Mengonsumsi Kopi Susu
Berikut adalah penjelasan mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk menikmati kopi susu dengan cara yang lebih sehat:
1. Batasi Porsi
Menghindari konsumsi kopi susu dalam jumlah yang berlebihan sangat penting untuk menjaga kesehatan. Porsi yang terlalu besar dapat meningkatkan asupan kafein, lemak, dan gula, yang dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan seperti peningkatan tekanan darah, gangguan pencernaan, dan peningkatan risiko penyakit jantung. Mengatur porsi kopi susu dapat membantu mengontrol asupan kafein dan menjaga keseimbangan nutrisi dalam diet.
2. Pilih Susu Rendah Lemak
Menggunakan susu rendah lemak atau susu skim sebagai pengganti susu full cream dapat membantu mengurangi asupan lemak jenuh dan kalori. Susu rendah lemak masih memberikan protein dan kalsium yang diperlukan, tetapi dengan kandungan lemak yang lebih sedikit. Ini sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin menjaga berat badan atau mengelola kadar kolesterol, serta bagi penderita asam lambung yang mungkin sensitif terhadap lemak.
3. Hindari Tambahan Gula
Menambahkan gula ke dalam kopi susu dapat secara signifikan meningkatkan kalori dan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Mengurangi atau menghindari gula tambahan tidak hanya membantu menjaga kadar glukosa darah stabil tetapi juga dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Sebagai alternatif, bisa dipertimbangkan penggunaan pemanis alami atau pemanis rendah kalori yang lebih sehat.
4. Konsumsi pada Waktu yang Tepat
Memperhatikan waktu konsumsi kopi susu sangat penting, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan tidur. Menghindari konsumsi kopi susu terlalu dekat dengan waktu tidur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi risiko gangguan tidur. Sebaiknya, konsumsi kopi susu dilakukan di pagi atau siang hari, sehingga efek stimulan kafein tidak mengganggu tidur malam.
5. Perhatikan Kondisi Tubuh
Jika seseorang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti gangguan pencernaan, hipertensi, atau kecemasan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi kopi susu. Setiap individu memiliki respons yang berbeda terhadap kafein dan komponen lain dalam kopi susu. Dokter dapat memberikan saran yang tepat mengenai asupan kafein yang aman dan membantu individu membuat keputusan yang lebih baik mengenai diet mereka.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, individu dapat menikmati kopi susu dengan cara yang lebih sehat dan memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan mereka.
Pesan
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki respons yang berbeda terhadap kafein. Jika Anda merasakan efek samping yang mengganggu setelah mengonsumsi kopi susu, seperti kecemasan, gangguan tidur, atau ketidaknyamanan pencernaan, sebaiknya pertimbangkan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi kopi susu. Mendengarkan sinyal dari tubuh Anda adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan. Selalu prioritaskan kesejahteraan Anda dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika Anda memiliki kekhawatiran tentang asupan kafein Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H