Konsumsi kafein secara teratur dapat menyebabkan seseorang mengembangkan toleransi. Ketika individu ini tiba-tiba mengurangi atau menghentikan asupan kafein, mereka mungkin mengalami gejala penarikan, termasuk kecemasan dan ketidaknyamanan mental.
e. Individu Sensitif
Setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda terhadap kafein. Beberapa orang mungkin sangat sensitif terhadap efek kafein dan mengalami kecemasan bahkan dengan konsumsi dalam jumlah yang relatif kecil.
Karena alasan-alasan ini, penting bagi individu untuk menyadari seberapa banyak kafein yang mereka konsumsi dan bagaimana tubuh mereka bereaksi. Mengurangi asupan kafein atau menggantinya dengan alternatif yang lebih rendah kafein dapat membantu mengurangi perasaan cemas dan gelisah serta meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
8. DehidrasiÂ
Meskipun kopi susu mengandung cairan, konsumsi kafein dalam jumlah tinggi dapat memiliki efek diuretik, yang berpotensi meningkatkan frekuensi buang air kecil. Kafein dapat merangsang ginjal untuk memproduksi lebih banyak urin, sehingga menyebabkan seseorang buang air kecil lebih sering. Ini terjadi karena kafein memengaruhi sistem renin-angiotensin yang berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Beberapa faktor menjelaskan bagaimana kafein dapat menyebabkan dehidrasi, meskipun kopi susu mengandung cairan:
a. Efek Diuretik
Kafein meningkatkan aliran darah ke ginjal, yang meningkatkan filtrasi glomerulus—proses awal dalam pembentukan urin. Ini dapat menyebabkan peningkatan ekskresi urin, sehingga mengurangi retensi cairan dalam tubuh.
b. Kadar Cairan yang Tidak Seimbang
Meskipun kopi susu mengandung air, efek diuretik dari kafein dapat menyebabkan hilangnya lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Ini dapat menciptakan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh, di mana cairan yang hilang tidak sepenuhnya tergantikan oleh asupan minuman.
c. Risiko Dehidrasi