Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Tukang Cukur, dari Pisau Batu hingga Gaya Modern

16 Oktober 2024   18:45 Diperbarui: 16 Oktober 2024   19:04 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Yunani Kuno, tukang cukur, yang disebut (cureus), memainkan peran penting dalam kehidupan sosial pria. Mereka tidak hanya memangkas rambut dan janggut, tetapi juga berperan dalam tata rias pria secara keseluruhan. Agora, pasar terbuka yang menjadi pusat ekonomi dan sosial di Yunani, juga menjadi tempat di mana para pria berkumpul untuk dicukur dan bersosialisasi. Tempat cukur di Yunani tidak hanya tempat merapikan penampilan, tetapi juga forum bagi interaksi sosial, percakapan intelektual, dan diskusi tentang isu-isu penting.

Secara keseluruhan, dari Mesir hingga Yunani, seni pangkas rambut memiliki sejarah panjang yang kaya akan nilai sosial, budaya, dan bahkan religius, yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Budaya mencukur rambut pria masuk ke Roma sekitar tahun 296 SM, dibawa oleh koloni Yunani di Sisilia. Sejak itu, praktik mencukur rambut dan merapikan janggut menjadi bagian penting dari kehidupan sosial di Roma. Tempat cukur berkembang menjadi pusat interaksi sosial yang sangat populer, tidak hanya sebagai tempat merapikan penampilan, tetapi juga sebagai tempat untuk berbagi berita dan gosip harian. Kunjungan pagi ke tonsor (tukang cukur) menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari bagi para pria Romawi, setara dengan kunjungan ke pemandian umum, yang juga merupakan institusi sosial penting pada masa itu.

Ritual cukur pertama seorang pemuda, atau yang dikenal sebagai tonsura, dianggap sebagai bagian penting dari upacara kedewasaan di Roma. Momen ini menandakan peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa dan sering kali dilakukan dalam upacara yang dihadiri keluarga dan teman-teman. Dengan demikian, tonsura tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik, tetapi juga aspek sosial dan budaya, mengukuhkan posisi seorang pria dalam masyarakat Romawi.

Beberapa tukang cukur di Roma berhasil menjadi kaya dan berpengaruh, terutama mereka yang melayani kelas atas atau bangsawan. Tukang cukur yang sukses sering kali memiliki salon atau tempat pangkas rambut yang menjadi favorit masyarakat elit, membuat bisnis mereka berkembang pesat. Mereka bukan sekadar penyedia jasa, tetapi juga sosok penting dalam kehidupan sosial kelas atas, tempat di mana percakapan penting sering terjadi.

Namun, di luar kelompok elit ini, sebagian besar tukang cukur adalah pengusaha kecil. Mereka bekerja di toko-toko kecil atau bahkan di pinggir jalan, melayani warga dengan tarif yang lebih murah. Tukang cukur jalanan ini menawarkan jasa kepada orang biasa yang tidak memiliki akses atau dana untuk mengunjungi tempat cukur yang lebih mewah. Meski lebih sederhana, peran mereka tetap penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Romawi, karena merapikan rambut dan janggut merupakan bagian dari norma sosial yang diharapkan untuk dipenuhi oleh pria dewasa.

Dengan demikian, tukang cukur pada masa Romawi tidak hanya menjalankan bisnis fisik, tetapi juga memainkan peran sentral dalam interaksi sosial dan kebudayaan masyarakat Romawi, dari kelas bawah hingga kalangan elit.

Pada Abad Pertengahan, tukang cukur tidak hanya berperan dalam memotong dan menata rambut, tetapi juga merangkap sebagai tenaga medis, dikenal sebagai "ahli bedah tukang cukur." Mereka menangani berbagai praktik medis yang saat ini dilakukan oleh dokter dan ahli bedah profesional. Selain memberikan layanan pencukuran, tukang cukur juga melakukan operasi sederhana seperti pengeluaran darah (bloodletting), bekam api, pembersihan kotoran, enema, hingga pencabutan gigi. Peran mereka menjadi vital karena pada masa itu, dokter bedah masih langka dan kurang terjangkau oleh masyarakat umum.

"Ahli bedah tukang cukur" memainkan peran penting dalam kesehatan masyarakat, meskipun keterampilan mereka sering kali tidak setara dengan standar bedah modern. Tukang cukur ini menangani berbagai keluhan kesehatan sehari-hari, seperti mengeringkan bisul, mengeluarkan fistula (pembengkakan), dan menusuk kista atau bisul dengan jarum untuk mengempiskannya. Mereka juga dipercaya untuk membersihkan kotoran telinga dan kulit kepala, serta merawat luka kecil di leher. Banyak dari prosedur ini sangat berisiko karena minimnya pengetahuan medis pada waktu itu, tetapi mereka tetap dihormati sebagai praktisi medis yang bisa diandalkan oleh masyarakat.

Seiring waktu, tukang cukur mulai membentuk serikat pekerja yang kuat, seperti Worshipful Company of Barbers di London, untuk melindungi hak dan kepentingan mereka. Serikat ini memberikan legitimasi kepada profesi tukang cukur dan menetapkan standar dalam praktik mereka. Pada periode tertentu, tukang cukur bahkan mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan ahli bedah yang sesungguhnya, karena mereka lebih mudah diakses oleh masyarakat dan memiliki peran yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, status tukang cukur mulai berubah ketika ahli bedah mulai dimasukkan ke dalam kapal perang Inggris selama perang angkatan laut. Ahli bedah yang profesional mulai mendapatkan pengakuan lebih tinggi, dan peran medis tukang cukur berangsur-angsur tergeser oleh tenaga medis yang lebih terlatih. Meski begitu, selama beberapa abad, tukang cukur memegang posisi penting dalam sistem kesehatan masyarakat Eropa, memberikan layanan yang meliputi perawatan estetika sekaligus pengobatan dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun