Di sisi lain, sosialis berpendapat bahwa pasar bebas tanpa regulasi dapat menyebabkan ketidakadilan, eksploitasi, dan kesenjangan yang semakin besar antara kaya dan miskin. Mereka mungkin mengklaim bahwa intervensi pemerintah diperlukan untuk mengatur pasar, memastikan distribusi yang adil, dan menjamin bahwa semua orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan peluang.
2. Persepsi tentang Kebebasan
a. Kapitalis
Mereka percaya bahwa kebebasan individu untuk mengambil risiko dan mengelola sumber daya sendiri adalah yang paling penting. Mereka berargumen bahwa tanpa kebebasan ini, individu tidak dapat mencapai potensi penuh mereka.
b. Sosialis
 Mereka mungkin berpendapat bahwa kebebasan positif yang berarti—kekuatan untuk mencapai tujuan—dapat lebih baik dipenuhi dalam sistem yang lebih terencana dan teratur, di mana semua orang dijamin akses terhadap kebutuhan dasar dan kesempatan.
3. Pendekatan Terhadap Nilai-nilai Sosial
 Meskipun kedua pihak setuju bahwa masyarakat seharusnya adil dan sejahtera, mereka berdebat tentang cara terbaik untuk mencapainya. Perselisihan ini bukan tentang apakah keadilan atau kesejahteraan itu baik atau buruk, tetapi tentang bagaimana struktur sosial dan ekonomi dapat disusun untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Dalam hal ini, perdebatan antara kapitalis dan sosialis sering kali bersifat teknis dan empiris. Mereka tidak hanya berbeda dalam pendekatan filosofis, tetapi juga dalam keyakinan mereka mengenai realitas praktis sistem ekonomi dan sosial yang berbeda. Setiap pihak membawa bukti dan argumen tentang apa yang mereka anggap sebagai mekanisme yang paling efektif untuk mencapai nilai-nilai yang sama, dan ini sering kali mengarah pada perdebatan yang panjang dan kompleks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H