Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Esensi Kebebasan dalam Perspektif Alamiah: Menelusuri Sifat dan Nilainya

14 Oktober 2024   05:44 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:20 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Friedrich Naumann Foundation

Di sisi lain, sosialis berpendapat bahwa pasar bebas tanpa regulasi dapat menyebabkan ketidakadilan, eksploitasi, dan kesenjangan yang semakin besar antara kaya dan miskin. Mereka mungkin mengklaim bahwa intervensi pemerintah diperlukan untuk mengatur pasar, memastikan distribusi yang adil, dan menjamin bahwa semua orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan peluang.

2. Persepsi tentang Kebebasan

a. Kapitalis

Mereka percaya bahwa kebebasan individu untuk mengambil risiko dan mengelola sumber daya sendiri adalah yang paling penting. Mereka berargumen bahwa tanpa kebebasan ini, individu tidak dapat mencapai potensi penuh mereka.

b. Sosialis

 Mereka mungkin berpendapat bahwa kebebasan positif yang berarti—kekuatan untuk mencapai tujuan—dapat lebih baik dipenuhi dalam sistem yang lebih terencana dan teratur, di mana semua orang dijamin akses terhadap kebutuhan dasar dan kesempatan.

3. Pendekatan Terhadap Nilai-nilai Sosial

 Meskipun kedua pihak setuju bahwa masyarakat seharusnya adil dan sejahtera, mereka berdebat tentang cara terbaik untuk mencapainya. Perselisihan ini bukan tentang apakah keadilan atau kesejahteraan itu baik atau buruk, tetapi tentang bagaimana struktur sosial dan ekonomi dapat disusun untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Dalam hal ini, perdebatan antara kapitalis dan sosialis sering kali bersifat teknis dan empiris. Mereka tidak hanya berbeda dalam pendekatan filosofis, tetapi juga dalam keyakinan mereka mengenai realitas praktis sistem ekonomi dan sosial yang berbeda. Setiap pihak membawa bukti dan argumen tentang apa yang mereka anggap sebagai mekanisme yang paling efektif untuk mencapai nilai-nilai yang sama, dan ini sering kali mengarah pada perdebatan yang panjang dan kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun