Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

FOMO: Ketakutan yang Membuat Kita Kehilangan Kehidupan Nyata

7 Oktober 2024   18:26 Diperbarui: 7 Oktober 2024   18:38 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/teachingexpertise 

Lebih baik fokus pada tujuan dan pencapaian pribadi, daripada mencoba mengejar standar yang ditetapkan oleh orang lain. Kebahagiaan dan kesuksesan datang dalam berbagai bentuk, dan apa yang penting bagi satu orang mungkin tidak relevan bagi orang lain. Setiap orang menjalani hidup dengan cara mereka sendiri, dan yang penting adalah menemukan apa yang benar-benar membawa kepuasan dan makna dalam kehidupan kita masing-masing, bukan apa yang terlihat di luar.

d. Menerima Keunikan Diri

Alih-alih membandingkan diri dengan orang lain, penting untuk menerima dan merayakan keunikan diri sendiri. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, dengan ritme, prioritas, dan tujuan yang berbeda pula. Orang yang mengalami FOMO cenderung terlalu fokus pada apa yang mereka tidak miliki, daripada mensyukuri apa yang mereka miliki dan pencapaian yang telah mereka raih. Penerimaan terhadap diri sendiri dan rasa syukur atas kehidupan kita adalah kunci untuk mengurangi rasa cemas dan tidak puas yang sering disebabkan oleh perbandingan sosial.

e. Keseimbangan dalam Menghadapi Perubahan Hidup

 Hidup selalu berubah, dan kita tidak bisa selalu berada dalam puncak kebahagiaan atau kesuksesan. Ada saat-saat kita berada di atas, dan ada pula saat-saat kita harus menghadapi tantangan. Daripada berusaha untuk terus berada di puncak atau mengejar kebahagiaan tanpa henti, lebih baik belajar untuk menghadapi setiap perubahan hidup dengan keseimbangan. Menerima momen-momen sulit sama pentingnya dengan merayakan saat-saat bahagia. Ini membantu kita menjaga kesehatan mental dan mengurangi stres yang disebabkan oleh harapan yang tidak realistis.

Pada akhirnya, memahami bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh variasi—dan tidak harus selalu sempurna atau mengikuti setiap perkembangan—akan membantu seseorang menjalani hidup dengan lebih tenang dan puas. Fokus pada apa yang benar-benar penting bagi diri sendiri dan menerima bahwa setiap orang menjalani kehidupan dengan cara yang berbeda adalah langkah penting untuk membebaskan diri dari tekanan FOMO dan meraih kebahagiaan sejati.

2. Membatasi Penggunaan Media Sosial dan Gadget 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu pemicu utama FOMO (Fear of Missing Out) adalah postingan dan update orang lain di media sosial. Ketika kita terlalu banyak menghabiskan waktu di platform seperti Instagram, Facebook, atau TikTok, kita terus-menerus terpapar dengan highlight kehidupan orang lain, yang sering kali terlihat lebih menarik, bahagia, dan sukses. Postingan-postingan tersebut dapat menciptakan ilusi bahwa kehidupan orang lain selalu sempurna, yang kemudian memicu rasa cemas, iri, dan perasaan tertinggal. Oleh karena itu, dengan membatasi diri dalam penggunaan media sosial, kita dapat mengurangi dampak negatif FOMO dan menjaga keseimbangan mental kita.

a. Mengurangi Paparan terhadap Perbandingan Sosial

Media sosial sering kali membuat kita membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, meskipun perbandingan tersebut tidak adil. Kita biasanya hanya melihat momen-momen terbaik dari kehidupan orang lain, sementara bagian sulit atau tantangan hidup mereka jarang ditampilkan. Ini menyebabkan ilusi bahwa hidup mereka selalu lebih baik daripada hidup kita. Dengan membatasi penggunaan media sosial, kita secara otomatis mengurangi paparan terhadap perbandingan sosial yang tidak sehat ini, yang dapat membantu kita fokus pada kehidupan kita sendiri dan lebih bersyukur atas apa yang kita miliki.

b. Mengurangi Kecemasan dan Ketidakpuasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun