Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Fenomena Hengkangnya Para Pendiri Startup: Pertanda Perubahan atau Gejala Kekhawatiran?

22 Juni 2024   18:05 Diperbarui: 22 Juni 2024   18:13 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia startup di Indonesia mengalami fenomena yang cukup mencolok dengan hengkangnya para pendiri dari perusahaan-perusahaan yang mereka bangun. Salah satu kasus yang menjadi sorotan adalah pengunduran diri para pendiri PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Salah satu pendiri yang akan meninggalkan posisinya adalah William Tanuwijaya, yang memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Komisaris GOTO setelah hampir 15 tahun membangun Tokopedia.

Menurut keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), GOTO melaporkan rencana perombakan anggota direksi dan dewan komisaris pada Senin, 20 Mei 2024. Dalam informasi tersebut dinyatakan bahwa masa jabatan William Tanuwijaya dan Melissa Siska Juminto sebagai Komisaris dan Direksi telah berakhir. Perombakan ini akan resmi dilakukan seiring dengan digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 11 Juni 2024.

Keputusan William Tanuwijaya untuk meninggalkan jabatannya datang setelah GOTO secara resmi diakuisisi oleh perusahaan media sosial asal China, TikTok. Akuisisi ini membuat TikTok memiliki kepemilikan saham sebesar 75% di GOTO, yang menjadi faktor signifikan dalam perubahan kepemimpinan dan struktur organisasi di dalam perusahaan.

Fenomena hengkangnya para pendiri dari startup yang mereka dirikan mencerminkan dinamika yang kompleks dalam ekosistem startup Indonesia. Perubahan kepemilikan dan akuisisi oleh perusahaan asing, seperti yang terjadi pada GOTO, sering kali membawa dampak signifikan terhadap strategi bisnis, struktur manajemen, dan arah perusahaan ke depannya.

Biografi William Tanuwijaya

William Tanuwijaya merupakan salah satu pendiri Tokopedia yang lahir di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara pada 11 November 1981. Pria ini memulai perjalanan hidupnya dari latar belakang yang sederhana, bukan berasal dari keluarga kaya. Ketika ayahnya jatuh sakit, William harus bekerja untuk membiayai kuliah dan hidupnya sehari-hari.

William menempuh pendidikan tinggi di Universitas Bina Nusantara (Binus), Jakarta. Selama masa kuliah, dia mengambil pekerjaan sambilan, termasuk menjadi penjaga warnet. Dari pekerjaan inilah, William membangun ketertarikannya pada dunia digital dan internet. Setelah lulus pada tahun 2003, William mencari pengalaman bekerja di beberapa perusahaan pengembangan perangkat lunak komputer.

Dengan bekal pengalaman kerja tersebut, William memiliki niat untuk membangun bisnisnya sendiri. Pada tahun 2007, ia mulai mewujudkan gagasannya untuk membuat tempat belanja online yang kemudian diberi nama Tokopedia. William mewujudkan ide ini bersama rekannya, Leontinus Alpha Edison.

Perjalanan awal membangun Tokopedia tidak mudah. Mereka bergelut jatuh bangun mencari investor. Akhirnya, setelah dua tahun, pada tahun 2009, Tokopedia resmi diluncurkan. Situs ini diluncurkan melalui domain Tokopedia.com, dengan mengajak 509 penjual dan 4.560 anggota yang tergabung. Pada awal peluncurannya, Tokopedia berhasil meraup transaksi sebesar Rp3,3 juta.

Dengan tren penggunaan internet yang semakin berkembang dan belanja online yang mulai menjadi pilihan, dalam satu tahun Tokopedia berkembang pesat. Pada tahun pertama, Tokopedia berhasil mengumpulkan 4.659 pedagang dan 44.785 anggota dengan jumlah transaksi mencapai Rp5,95 miliar.

Terus mendorong perkembangan, Tokopedia kemudian bergabung bersama Gojek, layanan ojek online yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas finansial. Melalui kerja sama tersebut, pilihan pembayaran semakin beragam dan pengiriman menjadi lebih cepat ke pelanggan.

Pada 11 April 2022, Tokopedia dan Gojek secara resmi bergabung dan melantai di Bursa Efek Indonesia dengan nama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Hingga saat ini, Tokopedia telah memiliki 63,8 juta pengguna, dengan 17,7 juta pedagang, dan ditambah dengan 2,7 juta mitra pengemudi.

Meskipun William Tanuwijaya telah mengundurkan diri dari jabatannya, mengutip RTI Business, sampai dengan Selasa, 21 Mei 2024, William masih menjadi pemegang saham pengendali GOTO dengan kepemilikan sebesar 1,05% dan 0,61%, atau total sebanyak 19.884.858.973 saham.

Perjalanan William Tanuwijaya dalam membangun Tokopedia merupakan cerminan dari dedikasi, ketekunan, dan inovasi dalam menghadapi tantangan dan peluang di dunia digital dan startup.

Fenomena hengkangnya para pendiri dari perusahaan yang mereka bangun, seperti yang terjadi pada William Tanuwijaya dari Tokopedia, menimbulkan pertanyaan mengenai latar belakangnya. Ada beberapa faktor yang dapat melatarbelakangi fenomena ini, yang mencerminkan dinamika dan perubahan dalam industri startup.

1. Akuisisi dan Restrukturisasi Perusahaan

Akuisisi oleh perusahaan besar, seperti yang dialami oleh GOTO ketika diakuisisi oleh TikTok, sering kali diikuti oleh restrukturisasi organisasi. Proses ini bisa melibatkan perombakan manajemen untuk menyesuaikan dengan strategi dan budaya perusahaan baru. Para pendiri yang mungkin memiliki visi dan cara kerja yang berbeda dengan pemilik baru, bisa memutuskan untuk mundur demi kelancaran transisi dan integrasi perusahaan.

2. Realisasi Tujuan dan Visi

Para pendiri startup sering kali memiliki visi jangka panjang dan tujuan pribadi yang mereka ingin capai. Setelah perusahaan mencapai titik tertentu, seperti peluncuran di bursa efek atau pencapaian target pertumbuhan, pendiri mungkin merasa bahwa tujuan mereka telah tercapai. Hal ini bisa mendorong mereka untuk mundur dan mencari tantangan baru atau mengejar proyek lain yang sesuai dengan visi pribadi mereka.

3. Tekanan dan Kelelahan

Mengelola dan mengembangkan startup dari nol hingga mencapai kesuksesan besar memerlukan dedikasi dan energi yang luar biasa. Para pendiri sering kali menghadapi tekanan besar, baik dari segi pekerjaan maupun pribadi. Kelelahan dan burnout bisa menjadi alasan bagi pendiri untuk mundur, memberi mereka waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri sebelum memulai inisiatif baru.

4. Perubahan Arah Strategis

Industri startup terkenal dengan dinamika dan perubahan yang cepat. Perusahaan sering kali harus beradaptasi dengan tren pasar, teknologi baru, dan perilaku konsumen yang berubah. Perubahan arah strategis yang signifikan bisa membuat pendiri merasa tidak lagi sejalan dengan arah baru perusahaan, sehingga mereka memilih untuk mundur dan membiarkan manajemen baru mengambil alih.

5. Kepentingan Finansial

Setelah bertahun-tahun membangun perusahaan, para pendiri mungkin melihat kesempatan untuk merealisasikan keuntungan finansial dari usaha mereka. Dengan menjual saham atau menerima buyout, mereka bisa mendapatkan imbalan finansial yang signifikan, yang bisa digunakan untuk investasi lain atau untuk memulai perusahaan baru.

6. Kekhawatiran Terhadap Masa Depan Perusahaan

Beberapa pendiri mungkin memutuskan untuk mundur karena kekhawatiran terhadap masa depan perusahaan. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakpastian ekonomi, persaingan yang semakin ketat, atau tantangan internal yang sulit diatasi. Dengan mundur, mereka mungkin berharap dapat memberikan kesempatan bagi pemimpin baru yang mungkin memiliki perspektif dan pendekatan berbeda untuk mengatasi tantangan tersebut.

7. Evolusi Pribadi

Seiring berjalannya waktu, para pendiri bisa mengalami evolusi dalam minat dan prioritas pribadi mereka. Mereka mungkin ingin mengeksplorasi bidang lain, seperti filantropi, pendidikan, atau proyek kreatif yang berbeda. Mundur dari perusahaan memungkinkan mereka untuk mengejar minat baru tanpa terikat oleh tanggung jawab operasional sehari-hari.

Secara keseluruhan, fenomena hengkangnya para pendiri dari startup mencerminkan kompleksitas dan dinamika yang ada dalam ekosistem startup. Ini bisa menjadi pertanda perubahan arah industri, di mana perusahaan-perusahaan besar semakin mendominasi dan mengakuisisi startup, atau bisa juga mencerminkan kekhawatiran para pendiri terhadap masa depan perusahaan mereka. Baik sebagai strategi bisnis maupun pilihan pribadi, keputusan ini menunjukkan bahwa dunia startup terus berkembang dan menghadapi tantangan baru.

Hengkangnya para pendiri dari perusahaan startup yang mereka bangun bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai beberapa kemungkinan alasan di balik fenomena ini:

1. Keinginan untuk Mencoba Hal Baru

Para pendiri startup seringkali adalah individu yang inovatif dan selalu mencari tantangan baru. Setelah berhasil mencapai tujuan yang mereka tetapkan saat mendirikan startup, para pendiri mungkin merasa bahwa mereka telah mencapai apa yang mereka inginkan. Rasa puas terhadap pencapaian ini bisa mendorong mereka untuk mencari tantangan baru, baik di dalam industri yang sama maupun di bidang yang berbeda. Keinginan untuk mengeksplorasi peluang baru dan mengaplikasikan keterampilan serta pengetahuan mereka dalam konteks yang berbeda merupakan salah satu alasan kuat bagi pendiri untuk hengkang.

2. Kelelahan

Membangun dan mengembangkan startup adalah proses yang sangat menuntut, baik secara fisik maupun mental. Para pendiri sering kali harus bekerja tanpa kenal lelah, menghadapi tekanan yang terus-menerus, dan mengambil keputusan sulit yang berisiko tinggi. Kelelahan atau burnout menjadi kondisi yang tidak jarang dialami oleh para pendiri. Ketika kelelahan ini mencapai titik tertentu, mereka mungkin merasa perlu untuk beristirahat dan fokus pada hal-hal lain yang dapat memberikan mereka keseimbangan hidup dan pemulihan energi.

3. Perbedaan Visi

Seiring pertumbuhan startup, perbedaan visi antara para pendiri bisa muncul. Pada awalnya, visi dan misi startup mungkin sangat jelas dan sejalan, namun seiring waktu, perbedaan pandangan mengenai arah dan strategi perusahaan bisa berkembang. Perbedaan visi ini dapat menyebabkan perselisihan internal dan ketegangan antara para pendiri. Jika perbedaan ini tidak dapat didamaikan, salah satu atau beberapa pendiri mungkin memutuskan untuk keluar demi menjaga hubungan profesional dan pribadi, serta untuk memungkinkan perusahaan terus berkembang di bawah kepemimpinan yang lebih selaras.

4. Kinerja Perusahaan yang Tidak Memuaskan

Jika startup tidak menunjukkan kinerja yang memuaskan atau mengalami stagnasi, para pendiri mungkin merasa bertanggung jawab atas hasil tersebut. Rasa tanggung jawab ini bisa mendorong mereka untuk mengundurkan diri, memberikan kesempatan kepada manajemen baru yang mungkin memiliki pendekatan dan strategi yang berbeda untuk membawa perusahaan keluar dari situasi sulit. Keputusan ini sering kali diambil demi kepentingan terbaik perusahaan dan para pemangku kepentingan lainnya.

5. Perubahan Model Bisnis

Industri teknologi dan startup sangat dinamis, dengan perubahan model bisnis yang bisa terjadi dengan cepat untuk beradaptasi dengan perkembangan pasar, teknologi, dan preferensi konsumen. Perubahan model bisnis ini bisa membuat posisi dan peran pendiri menjadi tidak relevan. Dalam beberapa kasus, pendiri mungkin merasa tidak nyaman atau tidak setuju dengan arah baru yang diambil perusahaan. Daripada beradaptasi dengan perubahan tersebut, mereka mungkin memilih untuk keluar dan membiarkan manajemen baru yang lebih cocok dengan model bisnis yang baru untuk mengambil alih.

Setiap alasan di atas mencerminkan kompleksitas dan dinamika dalam ekosistem startup. Keputusan para pendiri untuk hengkang bisa menjadi refleksi dari keinginan pribadi, kondisi internal perusahaan, atau perubahan eksternal yang mempengaruhi arah dan strategi bisnis. Fenomena ini menunjukkan bahwa startup, sebagai entitas yang terus berkembang, memerlukan fleksibilitas dan adaptabilitas baik dari pendiri maupun manajemen untuk terus bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang selalu berubah.

Fenomena hengkangnya para pendiri startup dapat memberikan dampak signifikan pada startup lainnya dalam beberapa hal. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai dampak-dampak tersebut:

1. Menurunkan Kepercayaan Investor

Kepergian para pendiri dari startup yang mereka bangun bisa menurunkan kepercayaan investor terhadap startup lain. Investor umumnya mengandalkan pendiri sebagai pemimpin yang memiliki visi, komitmen, dan kemampuan untuk mengarahkan perusahaan menuju kesuksesan. Ketika banyak pendiri yang keluar dari perusahaannya, investor mungkin menjadi lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya. Mereka mungkin mempertanyakan stabilitas manajemen dan arah jangka panjang perusahaan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi keputusan investasi mereka. Akibatnya, startup lain mungkin menghadapi tantangan lebih besar dalam mendapatkan pendanaan dan dukungan dari investor yang skeptis.

2. Menciptakan Ketidakpastian

Kepergian pendiri dapat menciptakan ketidakpastian dalam startup yang bersangkutan, dan hal ini juga dapat mempengaruhi startup lain secara tidak langsung. Pendiri sering kali memiliki peran penting dalam menentukan budaya perusahaan, visi, dan strategi bisnis. Ketika pendiri keluar, ketidakpastian mengenai arah perusahaan dapat meningkat, yang dapat berdampak negatif pada moral karyawan dan kinerja perusahaan. Ketidakpastian ini bisa menular ke startup lain, terutama jika mereka berada dalam ekosistem atau industri yang sama. Karyawan di startup lain mungkin merasa khawatir tentang stabilitas pekerjaan mereka, sementara mitra bisnis dan pelanggan bisa meragukan kontinuitas dan keandalan layanan yang ditawarkan.

3. Menjadi Contoh

Di sisi lain, hengkangnya para pendiri juga dapat menjadi contoh positif bagi pendiri startup lain. Keputusan untuk mundur dari perusahaan yang mereka bangun bisa dilihat sebagai langkah berani untuk mengejar apa yang mereka inginkan, baik itu tantangan baru, pemulihan dari kelelahan, atau perubahan karier. Ini dapat menginspirasi pendiri startup lain untuk lebih berani dalam mengambil keputusan yang sulit tetapi penting untuk kesejahteraan pribadi dan profesional mereka. Pendiri yang melihat contoh ini mungkin lebih terbuka terhadap ide bahwa mengundurkan diri bukanlah tanda kegagalan, tetapi bagian dari perjalanan karier yang lebih luas dan dinamis.

Dampak Lain yang Mungkin Terjadi

1. Adaptasi dan Inovasi

Startup yang melihat pendirinya hengkang mungkin terpaksa beradaptasi dan menemukan cara baru untuk terus tumbuh tanpa kehadiran pemimpin awal mereka. Ini bisa mendorong inovasi dalam struktur organisasi dan strategi bisnis.

2. Perubahan Struktur Kepemimpinan

Kepergian pendiri bisa membuka peluang bagi munculnya pemimpin baru dari dalam perusahaan atau dari luar. Perubahan ini bisa membawa perspektif segar dan pendekatan baru yang mungkin lebih sesuai dengan fase pertumbuhan perusahaan saat ini.

3. Penekanan pada Tata Kelola Perusahaan

Fenomena ini bisa mendorong startup lain untuk memperkuat tata kelola perusahaan mereka, termasuk merancang rencana suksesi yang lebih baik dan memastikan bahwa perusahaan tidak terlalu bergantung pada individu tertentu.

Secara keseluruhan, dampak hengkangnya para pendiri startup bersifat kompleks dan beragam. Sementara dapat menimbulkan tantangan seperti menurunnya kepercayaan investor dan menciptakan ketidakpastian, fenomena ini juga bisa mendorong perubahan positif dalam industri startup, menginspirasi pendiri lain untuk lebih berani dalam mengejar tujuan mereka, dan mendorong inovasi serta adaptasi yang lebih baik dalam menghadapi dinamika bisnis yang selalu berubah.

Kesimpulan

Kesimpulan mengenai fenomena hengkangnya para pendiri startup dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Banyak Kemungkinan Penyebab

Fenomena hengkangnya para pendiri startup memiliki banyak kemungkinan penyebab. Beberapa alasan utama termasuk keinginan untuk mencoba hal baru, kelelahan, perbedaan visi, kinerja perusahaan yang tidak memuaskan, dan perubahan model bisnis. Setiap pendiri memiliki alasan dan motivasi yang berbeda yang dapat mendorong mereka untuk mengambil keputusan ini.

2. Dampak yang Beragam

Dampak dari fenomena ini pada startup lain pun beragam. Di satu sisi, ini dapat menurunkan kepercayaan investor, menciptakan ketidakpastian dalam perusahaan, dan memengaruhi moral karyawan serta kinerja perusahaan. Di sisi lain, kepergian para pendiri juga dapat menjadi contoh positif bagi pendiri lain untuk berani mengambil langkah penting dalam karier mereka dan mendorong inovasi serta adaptasi dalam perusahaan.

3. Situasi dan Kondisi Unik Setiap Startup

Penting untuk dicatat bahwa setiap startup memiliki situasi dan kondisinya sendiri. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keputusan pendiri untuk hengkang sangat bervariasi. Oleh karena itu, sulit untuk membuat generalisasi tentang arti hengkangnya para pendiri bagi industri startup secara keseluruhan. Setiap kasus harus dipahami dalam konteks spesifiknya.

4. Perhatian bagi Industri Startup

Fenomena hengkangnya para pendiri startup patut menjadi perhatian bagi para pendiri, investor, dan pemangku kepentingan lainnya di industri startup. Keputusan pendiri untuk mundur tidak hanya mempengaruhi perusahaan yang mereka tinggalkan, tetapi juga dapat memiliki implikasi lebih luas bagi ekosistem startup.

5. Diskusi dan Upaya untuk Memahami Faktor-Faktor Penyebab

Perlu adanya diskusi dan upaya bersama untuk memahami faktor-faktor yang mendorong hengkangnya para pendiri. Ini termasuk mengidentifikasi tantangan dan tekanan yang dihadapi oleh pendiri, serta mencari solusi untuk meminimalkan dampak negatifnya. Upaya ini bisa melibatkan:

a. Meningkatkan Dukungan kepada Pendiri

Memberikan dukungan yang lebih baik kepada pendiri, baik dalam bentuk mentorship, sumber daya kesehatan mental, maupun pelatihan manajemen stres, agar mereka dapat mengatasi tantangan dengan lebih baik.

b. Memperkuat Tata Kelola Perusahaan

Memperkuat tata kelola perusahaan, termasuk merancang rencana suksesi yang efektif, untuk memastikan kelangsungan bisnis yang stabil meskipun terjadi perubahan kepemimpinan.

c. Mengelola Harapan dan Komunikasi

Mengelola harapan dan komunikasi dengan investor serta karyawan untuk menjaga kepercayaan dan moral, terutama saat terjadi pergantian pemimpin.

d. Mendorong Inovasi dan Adaptasi

Mendorong inovasi dan adaptasi dalam strategi bisnis dan struktur organisasi, agar startup dapat terus berkembang dalam menghadapi dinamika industri yang selalu berubah.

Secara keseluruhan, memahami dan mengatasi fenomena hengkangnya para pendiri startup memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif dari semua pemangku kepentingan dalam ekosistem startup. Dengan demikian, industri startup dapat terus tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun